REPUBLIKA.CO.ID, KARAKAS - Presiden Hugo Chavez, Ahad (13/1), mengecam Washington dan sekutu Eropanya terkait dengan krisis Suriah. Ia berkeras menuding mereka sedang menyiapkan landasan guna menggulingkan Presiden Bashar al-Assad, persis seperti yang lakukan untuk "membunuh" pemimpin Libya Muamar Qaddafi.
Pemimpin sayap-kiri di negara Amerika Latin dan salah satu penghasil minyak di dunia itu telah menjadi pengecam keras campur-tangan Barat di Timur Tengah sejak 2000. Ketika itu ia tampil mendukung pemimpin Irak Saddam Hussein dalam satu kunjungan ke Baghdad.
"Amerika Serikat dan sekutu Eropanya meningkatkan serangan mereka terhadap Suriah, dan menyelundupkan teroris guna memicu kerusuhan, pertumpahan darah dan kematian, sama seperti yang mereka lakukan di Libya pada awal tahun ini," kata Chavez kepada pendukungnya dalam pertemuan terbuka di pusat kota Karakas.
"Mereka berusaha melakukan pemboman bukan hanya untuk menggulingkan pemerintah Libya tapi juga untuk menghancurkan negara tersebut dan membunuh Kolonel Muamar Gaddafi, dan sekarang mereka mengincar Suriah," kata Chavez sebagaimana dilaporkan AFP.
Pemimpin Venezuela yang berusia 57 tahun itu, yang berbicara selama sekitar satu-setengah jam dalam pertemuan terbuka pertamanya sejak ia menjalani operasi pada Juni guna mengangkat tumor ganas, juga mengecam keputusan Liga Arab terhadap pemerintah Suriah.
Pada Sabtu (12/11), Liga Arab mengumumkan penskoran atas Suriah, tindakan yang menarik pujian masyarakat internasional. Namun langkah itu juga memicu serangan massa terhadap kedutaan besar di Damaskus, ibu kota Suriah.
Chavez sebelumnya menyebut Bashar al-Assad dan mendiang pemimpin Libya sebagai "saudara".
Sejak Maret, pemerintah Bashar telah berusaha memadamkan aksi perlawanan, peristiwa yang menurut data PBB menewaskan lebih dari 3.500 orang. Pada Oktober, menteri luar negeri Venezuela dan Kuba memimpin satu delegasi negara sayap-kiri Amerika Latin ke Suriah untuk bertemu dengan Bashar, dalam aksi pamer dukungan. Setelah beberapa kali menjalani kemoterapi, kebanyakan di Kuba, Chavez pada Oktober menyatakan ia telah bebas dari kanker