Senin 14 Nov 2011 14:39 WIB

Marah Pusat Tetap Kering, Penduduk Bangkok Utara Rusak Tanggul Banjir

Seorang warga melintasi jalan di kota Bangkok dengan menggunakan wadah serta sapu sebagai dayung, Jumat, 28/10. (AP)
Seorang warga melintasi jalan di kota Bangkok dengan menggunakan wadah serta sapu sebagai dayung, Jumat, 28/10. (AP)

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK - Frustasi, sebagian penduduk di Bangkok utara yang tergenang air merusak tanggul utama Banjir. Mereka gusar karena bagian kota mereka menderita kian parah sementara di pusat kota tetap kering.

Sekitar 100 pengunjuk rasa berkumpul di satu bagian sekitar 15 kilometer (sembilan mil) dari penghalang banjir di distrik Don Mueang pada Ahad (14/11), memindahkan karung-karung pasir kecil dan merusak yang lebih besar, yang terlalu berat untuk dipindahkan.

Seorang kepala polisi setempat mengatakan kepada AFP, bahwa warga membentuk satu tempat yang dangkal lebar tujuh meter dengan membuka tanggul dalam beberapa hari terakhir ini untuk meringankan lingkungan permukiman yang berdampak terburuk. Aksi mereka pada Ahad itu berhasil memperdalam kesenjangan sekitar satu meter.

Pihak berwenang Bangkok diharapkan memperbaiki kerusakan itu pada Senin malam, namun para demonstran telah mengancam untuk memperluas protes mereka jika itu terjadi. "(Warga) kemarin mengatakan jika pemerintah benar melakukan perbaikan, mereka akan memblokir jalan tol," rute utama yang menghubungkan Bangkok ke utara, kata Kolonel Polisi Rangsan

Praditphol.

Dia menambahkan bahwa situasi telah tenang pada Senin pagi. Tanggul banjir ini dilihat sebagai kunci pertahanan mencegah limpasan air dari utara, dari membanjiri pusat kota Bangkok, yang merupakan lokasi bagi hotel-hotel mewah, gedung-gedung perkantoran dan pusat perbelanjaan.

Warga yang berada di balik tanggul mengatakan mereka telah berjuang untuk mengatasi banjir sedalam pinggang sampai sebulan. Banjir terburuk Thailand dalam setengah abad itu, dipicu oleh hujan deras di luar kebiasaaan selama beberapa bulan, dan telah menewaskan sedikitnya 562 orang di sekitar kerajaan dan merusak jutaan rumah serta mata pencaharian.

Air juga membanjiri bandara nomor dua Bangkok, Don Mueang, yang sebagian besar melayani tujuan domestik, terpaksa ditutup pada akhir Oktober. Gerbang udara utama kerajaan, Bandara Suvarnabhumi, yang berada di timur pusat kota, masih beroperasi seperti biasa.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement