REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA—Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie menilai, proses politik masih diwarnai oleh intrik. Bukan ide dan konsep. Ia pun mengajak untuk mengganti proses intrik tersebut menjadi perdebatan konseptual yang saat ini masih belum terjadi.
Sementara itu, dalam pernyataan politik partai yang dibacakan Ketua DPP Partai Golkar, Aulia Aman Rachman, dijelaskan kalau partai tersebut berjuang untuk mengembangkan tradisi persaingan politik secara berkualitas dan beretika.
Dikatakan pula kalau Partai Golkar menolak praktik politik yang menyulut dan mengumbar permusuhan, fitnah, serta intrik. Semua itu tak hanya membuat kualias kehidupan demokrasi merosot, namun juga menghancurkan esensi budaya demokrasi substansial dan sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
‘’Partai Golkar berpendapat, demokrasi bukanlah semata-mata proses politik, tapi merupakan sistem politik yang sarat nilai, yang harus dijalankan demi rakyat dengan manajemen yang berkualitas dan beretika,’’ kata Aulia, di gedung DPP Partai Golkar, Jakarta, Senin (14/11).
Demokrasi, lanjutnya, berbeda dengan ajang perebutan kekuasaan yang menghalalkan segala cara demi suara terbanyak. Makanya, kematangan dalam berdemokrasi harus sejalan dengan penataan sistem demokrasi itu sendiri. Kalau tidak, maka demokrasi hanya fatamorgana.
Meskipun begitu, Partai Golkar menegaskan dukungannya kepada pemerintah yang sekarang hingga 2014. ‘’Partai Golkar menegaskan posisinya sebagai ‘mitra sejati’ pemerintahan SBY-Boediono, ramah tapi tegas, kritis tapi objektif, solutif dan konsisten, lembut dan santunn tapi tetap keras dan berani bersikap ketika diperlukan,’’ tambah Aulia.