REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) mengecam aksi penggerebekan yang dilakukan polisi terhadap asrama mahasiswa Papua di Tebet dan Lenteng Agung pada Kamis (10/11). Polri pun membantahnya dan berkelit jika hal itu merupakan pemeriksaan karena adanya mahasiswa Papua yang mabuk-mabukan.
"Yang ada hanya pemeriksaan karena ada warga yang melapor ke kelurahan kalau ada keributan dan mabuk-mabukan pada malam hari," kata Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Saud usman Nasution yang ditemui di Mabes Polri, Jakarta, Senin (14/11).
Saud menjelaskan Mabes Polri maupun Polda Metro Jaya tidak melakukan penggerebekan terhadap dua asrama tersebut. Setelah pihaknya melakukan pengecekan, polisi hanya melakukan pemeriksaan terhadap laporan warga karena adanya keributan dan mabuk-mabukan yang dilakukan mahasiswa Papua.
Menurut Saud, tempat tersebut disewa Pemda Papua untuk ditempati mahasiswa Papua yang menempuh pendidikan di Jakarta. Pihak Kelurahan setempat juga telah mengingatkan agar tidak membuat keributan karena mengganggu ketertiban.
"Itu hanya aparat kelurahan yang datang ke tempat itu untuk membina keamanan dan memberi peringatan agar tidak membuat keributan," tegasnya.
Sebelumnya Kontras mengecam tindakan pihak keamanan TNI-Polri yang melakukan penggeledehan di asrama Papua di Jalan Tebet Dalam, Jakarta Selatan, pada Kamis (10/11) kemarin, tanpa mengunakan surat izin penggeledahan. Tindakan TNI-Polri itu disebut sebagai bentuk ancaman dan intimidasi kepada warga Papua di Jakarta.