REPUBLIKA.CO.ID,MAKKAH – Meski sering kali disepelekan, para jamaah terus diimbau agar tidak membawa pulang barang berlebihan. Selain itu juga diminta jangan berusaha menyembunyikan air Zamzam di dalam koper. Ini karena pasti akan ketahuan dalam pemeriksaan bagasi di bandara King Abdul Aziz Jeddah.
‘’Kami terus imbau jamaah jangan bawa barang lebih dari 30 kilogram di tas bagasi. Barang yang ditenteng dibawa masuk pesawat juga jangan banyak. Ini pasti akan dilarang,’’ kata Kepala Daerah Kerja Makkah, Arsyad Hidayat, Kamis (17/11).
Pihaknya prihatin dengan banyaknya barang milik jamaah yang sampai harus ditinggal di bandara karena berlebihan. Selain itu juga kelebihan barang membuat kerepotan petugas penerbangan yang memeriksa isi tas jamaah.
‘’Bayangkan ribuan tas harus diperiksa. Kalau ada yang berlebih dan air zamzam yang ada di dalam tas mereka juga harus keluarkan. Akibatnya, proses ini juga menghambar rencana penerbangan karena ketika pesawat telah siap barang bawaan jamaah masih diperiksa,’’ kata Arsyad.
Menyikapi soal banyaknya jamaah yang membawa barang berlebih ketika pulang, pihak Daker Makkah kemarin menyebarkan pamflet berisi himbaun agar jamaah memperhatikan banyaknya barang bawaan. Ini menjadi penting karena selama ini para jamaah terlihat tidak memedulikannya.
‘’Imbauan agar jangan menyimpang air zamzam di dalam tas misalnya sudah ada semenjak setahun silam. Saat itu pemerintah Arab Saudi sudah sangak ketat mengatur keluarnya air Zamzam meski itu dibawa oleh para jamaah haji. Nah, inilah yang masih kurang dihiraukan,’’ tegasnya.
Pada sisi lain, kesulitan jamaah membawa pulang oleh-oleh selama berhaji, juga terkendala dengan ‘buruknya’ layanan pengiriman barang ke Indonesia melalui perusahaan angkutan. Klaim mereka yang bisa mengirimkan barang sampai ke tanah air selama 20 hari sebelum masa puncak haji dan 30 hari setelah puncak haji banyak tak terbukti.
Jamaah haji asal Bekasi, Syamsuri, mengeluh karena kiriman air zamzam yang dikirim sepuluh hari sebelum puncak haji hingga kini belum sampai ke rumahnya. Padahal air itu sudah ditunggu-tunggu para kerabatnya yang jauh-jauh hari sudah memesannya.
‘’Kini ketika dihubungi telepon pengirimnya selalu mati. Ini ada apa? Sudah selama hampir sebulan kiriman saya belum sampai ke rumah,’’ rungut Syamsuri dengan kesal.
Di Makkah selama musim haji, memang tiba-tiba bermunculan banyak perusahaan paket pengiriman barang. Semua menjanjikan bisa mengirimkan barang dengan cepat dan aman. Tapi ini tampaknya hanya basa-basi mereka untuk menarik konsumen.
‘’Barang saya 40 hari baru sampai di rumah yang di Surabaya. Kalau ada omongan dan janji dari pengusaha travel barang bisa kirim barang sampai di rumah 20 hari itu bohong saja. Apalagi bila dikirim pada musim haji, bisa baru sampai dua bulan lamanya. Air Zamzam misalnya kini dikirim melalui kapal, tak bisa lagi dikirim melalui pesawat seperti dahulu,’’ kata Yusran, mukimin Indonesia di Makkah.