REPUBLIKA.CO.ID, WINA - Dewan Gubernur Badan Energi Atom Internasional (IAEA) segera akan memulai pertemuan dua hari. Pertemuan itu dilakukan di tengah laporan-laporan bahwa AS, Prancis dan Inggris telah gagal membujuk Rusia dan Cina memilih mendukung tegas resolusi anti-Iran.
Setelah sikap Cina dan Rusia itu, perwakilan dari tiga negara Barat membuat perubahan rancangan resolusi anti-Iran mereka untuk memenuhi keinginan Moskow dan Beijing, guna mendorong mereka untuk bergabung dalam pendekatan anti-Iran mereka.
Para diplomat percaya bahwa peringanan sikap itu jelas sebagai bagian dari upaya tiga negara itu untuk menarik Rusia dan Cina, karena tidak mencari tindakan konkret terhadap Republik Islam Iran seperti merujuk kasus itu sekali lagi ke Dewan Keamanan PBB.
Menurut para diplomat di markas IAEA, belum ada kesepakatan tentang masalah itu sejauh ini. Sebelum penerbitan laporan terhadap Program Nuklir Iran oleh Ketua IAEA Yukiya Amano, Beijing dan Moskow telah memperingatkan dia untuk bertindak secara independen dan adil.
Meskipun ada peringatan ari dua negara, Amano dalam laporan barunya mengangkat isu lama yang telah ditangani dengan para pejabat Iran empat tahun lalu.
Dalam laporannya Ketua IAEA mengatakan ada bukti "yang bisa dipercaya" yang memperlihatkan Iran telah terlibat dalam proyek dan percobaan yang berkaitan dengan pembuatan senjata nuklir.