REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Melihat sikap Iran yang enggan menghentikan program pengembangan nuklirnya, Israel sepertinya akan menyerang infrastruktur sipil Iran. Hal itu merupakan bagian dari serangan militer Israel ke Iran.
Menurut salah seorang pejabat intelijen AS, pasukan Israel berencana menyerang fasilitas elektronik Iran untuk mematikan jaringan listrik dan jaringan telepon di negara tersebut. Rencana Israel menyerang fasilitas elektronik Iran itu, sebagai bagian dari serangan terhadap fasilitas nuklir Iran.
"Serangan tersebut lebih hebat dari sekadar serangan pesawat tempur F-15 dan F-16. Serangan tersebut merusak jaringan listrik, jaringan internet, jaringan telepon seluler, dan akan membuat seluruh pemadam kebakaran dan polisi menghadapi situasi darurat," katanya pada Kamis, (17/11) seperti dilansir saluran berita Anti War.
Israel, ujar pejabat intelijen AS tersebut, telah mengembangkan senjata canggih yang mampu meniru sinyal telepon dan memerintahkan sinyal telepon tersebut untuk tidak aktif. Sehingga sinyal telepon mati. "Senjata tersebut sangat efektif untuk menghentikan transmisi," ujarnya.
Menurut harian Haaretz, pada 2007, sebuah tempat yang diduga situs nuklir Suriah pernah dihancurkan pesawat tempur Israel. Dalam peristiwa tersebut, pasukan Israel telah mematikan seluruh sistem radar Suriah sebagai pembukaan serangan.
Jika Israel benar-benar menyerang infrastruktur Iran maka Iran mengalami masalah serius karena serangan tersebut menimbulkan penderitaan rakyat sipil. Selain itu, serangan tersebut juga melanggar hukum internasional.
Dalam hukum internasional disebutkan dilarang untuk melakukan serangan terhadap infrastruktur yang penting bagi keberlangsungan hidup rakyat sipil.
Perhatian terhadap program nuklir Iran terus berlangsung. Program nuklir Iran memang memiliki dimensi militer. Namun belum ada material fisil yang ditemukan yang diperlukan untuk membuat senjata nuklir. Dyah Ratna Meta Novi/ Reuters