REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Julie McCabe, seorang ibu dengan dua anak asal Inggris,jadi buah pemberitaan dunia. Ia roboh dan nyaris berhenti bernafas saat tengah mengecat rambutnya di rumah dengan pewarna rambut merek terkenal.
Kini dia dirawat di ICU dengan peluang hidup hanya 8 persen. Hidupnya disokong alat medis sejak tiga minggu ini.Dokter mengingatkan, kalaupun dia berhasil selamat, maka ia akan mengalami kerusakan otak yang parah.
Diduga, ia keracunan zat kimia atau mengalami alergi terhadap bahan tertentu. Dia diketahui tengah mengecat rambutnya dengan produk L’Oreal Preference.
Dokter yang merawatnya telah meminta alat dan sarung tangan yang ia gunakan saat mengecat rambutnya.
L'Oreal telah menawarkan untuk membantu staf medis dengan informasi yang dapat membantu untuk menyelamatkan Julie. Dikhawatirkan, para-phenylenediamine kimia (PPD) - ada dalam 99 persen dari semua pewarna rambut - dihubungkan dengan kondisinya.
Keluarganya, yang mengatakan Julie mengecat rambutnya setiap enam minggu dan tidak pernah mengalami reaksi apapun sebelumnya. Keluarganya sekarang mempertimbangkan untuk mengambil tindakan hukum.
Mereka telah menghubungi seorang pengacara yang mewakili orang lain yang menderita reaksi terhadap PPD.
Kasus Julie datang kurang dari sebulan setelah Tabatha McCourt, 17 tahun, pingsan dan meninggal 20 menit kemudian setelah ia mengecat rambutnya.
Sebuah penyelidikan terus dilakukan untuk menetapkan penyebab pasti kematiannya.
Ayah Julie, Keith Miller menyatakan anaknya mengecat rambutnya dengan warna pirang di rumahnya di Keighley, West Yorkshire, pada 30 Oktober."Dia membilas rambutnya setelah 20 menit seperti yang dianjurkan, ketika tiba-tiba dia mengalami sesak nafas," ujarnya.
Suaminya segera melarikannya ke rumah sakit. "jantungnya berhenti berdetak di jalan. Dan dokter menyatakan, otaknya kekurangan oksigen karenanya," katanya lagi.