REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Mantan pejabat AS mengakui bahwa CIA mengalami pukulan sulit. Puluhan mata-mata bekerja untuk CIA ditangkap baru-baru ini di Lebanon dan Iran, katanya kepada The Associated Press dan ABC News pada Senin.
Operasi CIA di Lebanon telah rusak parah setelah Hizbullah diidentifikasi dan menangkap sejumlah mata-mata AS, para pejabat mengatakan kepada The Associated Press.
Pemimpin lama Hizbullah, Sheik Hassan Nasrallah, membual di televisi pada bulan Juni bahwa ia telah menangkap setidaknya dua mata-mata CIA yang berhasil menyusup ke jajaran Hizbullah, yang menganggap AS sebagai kelompok teroris bersekutu erat dengan Iran. Meskipun Kedutaan Besar AS di Lebanon secara resmi membantah tuduhan itu, mantan pejabat itu mengakuinya dan 'kerusakan telah menyebar lebih jauh'.
Menurut laporan ABC News, ada dua jaringan spionase yang berbeda menargetkan Iran dan Hizbullah di mana mata-mata itu direkrut oleh CIA.
Mantan pejabat AS mengatakan dua jaringan mata-mata yang berbeda itu ditemukan secara terpisah tetapi keduanya menyebabkan kemunduran yang signifikan dalam upaya AS untuk melacak aktivitas nuklir Iran dan tindakan Hizbullah melawan Israel.
Menurut laporan kedua media ini, dalam beberapa bulan terakhir, para pejabat CIA telah diam-diam telah berjuang untuk melindungi mata-mata mereka yang tersisa - aset asing atau agen yang bekerja untuk badan tersebut - sebelum Hizbullah dapat menemukan mereka.