REPUBLIKA, KAIRO--Imam besar Al Azhar, tempat pengajaran terbesar Islam Sunni, pada Rabu minta pada polisi Mesir untuk tidak menembak demonstran yang meminta perubahan demokratis.
Sheikh Ahmed al-Tayyeb juga minta pasukan bersenjata untuk mencegah konfrontasi di antara rakyat, sembari menyeru demonstran untuk mempertahankan sifat damai demonstrasi itu.
Al Azhar "minta pada pemimpin polisi untuk tidak membidikkan senjata mereka pada demonstran ... apapun alasannya," kata Tayyeb.
Mereka minta pada pasukan bersenjata agar memberikan dukungan mereka untuk mencegah konfrontasi antarwarga, katanya.
"Al Azhar juga minta pada anak-anak kita di Lapangan Tahrir dan semua lapangan di Mesir untuk menjaga sifat damai revolusi mereka, meskipun pengorbanan dan kesulitan mereka hadapi, dan untuk melindungi semua properti pribadi dan publik".
Dalam pernyataan yang luar biasa keras dari Al Azhar, Tayyeb mengatakan bahwa setiap dialog yang "dinodai dengan darah akan dihukum dan hasilnya akan pahit".
Pernyataan itu dibuat sehari setelah Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata (SCAF) yang berkuasa mengadakan pembicaraan dengan sejumlah kekuatan politik dalam upaya untuk menahan krisis terburuk yang telah dihadapi sejak Hosni Mubarak digulingkan pada Februari lalu.
Menurut kementerian kesehatan, kekerasan yang pertama meletus pada Sabtu lalu itu telah menyebabkan sedikitnya 35 orang tewas. Kekerasan itu juga telah mendorong masyarakat internasional, termasuk kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton dan Sekjen PBB, untuk minta pasukan keamanan Mesir agar menahan diri.