REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH – Presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh, telah menandatangani kesepakatan untuk menyerahkan kekuasaan di bawah perjanjian yang ditengahi oleh Dewan Kerjasama Teluk (GCC).
Penandatanganan dilakukan bersama para pemimpin oposisi dalam upacara yang dilakukan Raja Saudi Abdullah di Istana Kerajaan di Riyadh. Saleh berjanji akan segera mentransfer kekuasaan kepada Wakil Presiden, Abd Rabbu Mansour Hadi. Sebagai imbalannya, Saleh akan mempertahankan gelar presiden sampai kepala negara baru terpilih.
Duduk di samping Raja Saudi Abdullah, Saleh tersenyum sambil menandatangani kesepakatan. Dia lalu ikut bertepuk tangan beberapa kali. "Tanda tangan bukan yang terpenting," kata Saleh setelah penandatanganan perjanjian.
"Yang penting adalah niat baik dan dedikasi untuk serius, bekerja setia dalam partisipasi sesungguhnya untuk membangun kembali apa yang telah dihancurkan oleh krisis selama 10 bulan terakhir."
Raja Abdullahn juga memberikan ucapan selamat kepada rakyat Yaman. "Saya mengumumkan untuk membalik halaman baru dalam sejarah Yaman," katanya dalam sebuah pernyataan singkat sebelum upacara penandatanganan, yang juga dihadiri oleh Pangeran Mahkota Nayef. "Arab Saudi akan tetap menjadi pendukung terbaik untuk Yaman," tambah sang raja.
Wakil Presiden Hadi akan membentuk pemerintahan baru dengan oposisi dan memanggil pemilihan presiden dalam waktu tiga bulan ke depan.
Pemimpin berusia 69 tahun yang telah memerintah Yaman sejak 1978 ini meminta Arab Saudi dan anggota Dewan Keamanan PBB untuk menjamin pelaksanaan kesepakatan itu, yang ditengahi oleh tetangga di Teluk Arab.
"Kami bercita-cita dengan keyakinan kepada saudara-saudara di Arab Saudi untuk meninjau, membantu dan mengawasi pelaksanaan kesepakatan dan mekanisme operasional," kata Saleh.