REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Organisasi Papua Merdeka (OPM) akan merayakan peringatan ulang tahun dan berencana mendeklarasikan kemerdekannya pada 1 Desember 2011 mendatang. Polri pun akan meningkatkan pengamanan di Papua.
"Yang jelas, menghadapi 1 Desember, kita akan mengirimkan pasukan ke Papua," kata Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Saud Usman Nasution yang ditemui di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (24/11).
Saud menambahkan, pihaknya selalu meningkatkan pengamanan di Papua menjelang 1 Desember setiap tahunnya yang menjadi peringatan ulang tahun OPM. Setiap daerah di Papua akan melakukan evaluasi terhadap pasukan keamanannya yang dipimpin kepala satuan wilayah (Kasatwil).
Jika Kasatwil atau Kapolres merasa kekurangan kekuatan pengamanan, dapat meminta bantuan pasukan tambahan dari Mabes Polri. "Kalau merasa kekurangan bisa minta bantuan kepada Mabes Polri dan kita akan segera mengirimnya," tegas mantan Kepala Densus 88 ini.
Organisasi Papua Merdeka (OPM) merayakan peringatan ulang tahunnya setiap 1 Desember. Seperti tahun-tahun sebelumnya, pada peringatan itu akan ada aksi pengibaran bendera Bintang Kejora, yang menjadi bendera kebangsaan OPM. Hal inilah yang menjadi antisipasi Polri.
Khusus di Kabupaten Puncak Jaya, yang ditengarai sebagai salah satu pusat kegiatan OPM, pengamanan telah diperketat jauh-jauh hari. Terutama pasca penembakan Kapolsek Mulia, AKP Domingus Oktavianus Awes, di Bandara Mulia, Senin (24/10) lalu.
Aparat keamanan dari berbagai kesatuan diterjunkan di wilayah pegunungan ini untuk memulihkan situasi. Apalagi pasca penembakan Kapolsek Awes, tentara OPM kerap melakukan serangan sporadis terhadap pos-pos penjagaan TNI/Polri.
Berdasarkan pantauan Republika Online di Distrik Mulia, aparat keamanan yang diterjunkan antara lain dari pasukan Kopassus Cijantung, Jakarta; pasukan Brimob dari Mako Brimob Kelapa Dua, Depok; pasukan TNI dari Yonif 753 Nabire, dan sejumlah aparat intelijen.
Di tiap sudut kota maupun di jalanan Mulia, pasukan Brimob berpatroli dan bersikap waspada. "Kondisi keamanan masih rawan di sini. Makanya kita perlu memperketat pengamanan," kata salah seorang prajurit Brimob yang enggan menyebutkan namanya.
"Anda tidak boleh mendatangi wilayah-wilayah yang rawan seperti bukit itu," kata dia sambil menunjuk kawasan bukit Yammo, yang di puncaknya terdapat Posko Taktis (Kotis) TNI/Polri. "OPM kerap menyerang dari sana."