REPUBLIKA.CO.ID, ROMA- Pemerintahan baru Italia, Perdana Menteri Mario Monti menetapkan untuk meluncurkan serangkaian proposal reformasi yang bertujuan menenangkan gelombang kepanikan di pasar atas utang Italia pada pekan depan, ketua parlemen mengatakan Sabtu (26/11).
"Kita harus melakukan hal yang benar, bukan hanya cepat," Gianfranco Fini mengatakan pada radio Rai, di tengah tekanan dari investor dan para pemimpin Eropa agar Italia bertindak cepat setelah biaya pinjamannya melonjak ke rekor tertinggi.
"Untuk melakukan hal yang benar, kita perlu beberapa hari. Saya yakin bahwa langkah-langkah itu akan diumumkan minggu depan," kata Fini. Komentator Italia telah memperkirakan pengumuman langkah-langkah yang direncanakan pada pertemuan kabinet Jumat.
Langkah-langkah itu diharapkan termasuk reformasi undang-undang pensiun dan tenaga kerja yang telah lama tertunda untuk mengurangi utang dan meningkatkan pertumbuhan sambil mempertahankan apa yang telah Monti disebut "keadilan sosial", yang masih harus mendapatkan persetujuan parlemen.
Monti, 68 tahun, seorang profesor ekonomi dan mantan komisioner terkemuak Eropa, dipasang pada 16 November setelah pendahulunya, Silvio Berlusconi dipaksa mengundurkan diri oleh sebuah pemberontakan parlemen dan tekanan pasar.
Sementara itu Italia dipaksa untuk membayar rekor tinggi tingkat bunga dalam lelang obligasi pemerintah 10 miliar euro (13,2 miliar dolar AS) pada Jumat, dan imbal hasil atas obligasi 10-tahun pemerintah Italia sempat melonjak cukup tinggi di atas 8,0 persen.
Komisioner Urusan Ekonomi Uni Eropa Olli Rehn saat berkunjung ke Roma pada Jumat menyerukan, sebuah "jadwal ambisius" untuk reformasi dan memperingatkan bahwa biaya pinjaman tinggi berisiko pada prospek pertumbuhan Italia.