REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Mahasiswa Muslim, termasuk calon dokter di salah satu program medis terkemuka di Inggris, memilih keluar dari ruang kuliah saat pembahasan teori evolusi. Mereka mengklaim hal itu bertentangan dengan ide-ide kreasionis yang disebutkan dalam Alquran.
Padahal di University College London tempat mereka belajar, teori Darwin merupakan bagian penting dari silabus.
Serupa dengan keyakinan yang diungkapkan oleh orang-orang Kristen fundamentalis, mahasiswa Muslim di kampus itu bersikeras mempertahankan pendapat bahwa Allah lah yang menciptakan dunia, manusia, dan semua spesies dalam sebuah tindakan tunggal.
Steve Jones, profesor emeritus genetika manusia di University College London, telah mempertanyakan mengapa para mahasiswa tersebut belajar biologi jika hal itu bertentangan dengan keyakinan mereka.
"Mereka tidak datang [kuliah] atau mereka mengeluh tentang hal itu atau mereka mengirim catatan atau email mengatakan bahwa mereka tidak harus mempelajari hal ini. Saya tidak benar-benar memahaminya, saya tidak religius, mereka menolak gagasan bahwa ada suatu proses acak di luar sana di luar kehendak Tuhan," kata Jones.
Awal tahun ini Usama Hasan, iman dari masjid al-Tauhid di Leyton, menerima ancaman hukuman mati setelah berpendapat bahwa Darwinisme dan Islam mungkin kompatibel.
Sumber dalam kelompok Muslims4UK sebagian menyalahkan semakin populernya keyakinan penciptaan dalam Islam yang digagas penulis Turki, Harun Yahya. Ia menulis beberapa buku yang mencela Darwinisme.
Ahli biologi evolusioner dan profesor dari Oxford, Richard Dawkins, menyatakan keprihatinannya pada makin bertambahnya jumlah mahasiswa yang menolak teori darwin dan memilih tak mengikuti kuliah tentang teori evolusi.