Senin 28 Nov 2011 19:48 WIB

Warga Korban Lumpur Ancam Jebolkan Tanggul Lapindo

Rep: Ahmad Reza Savitri/ Red: Chairul Akhmad
Warga Sidoarjo korban lumpur Lapindo memblokade jalan, ilustrasi
Foto: Antara
Warga Sidoarjo korban lumpur Lapindo memblokade jalan, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA – Menuntut proses pembayaran ganti rugi, ribuan warga korban lumpur lapindo menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Jawa Timur (Jatim), Senin (28/11).

Dalam aksi protes tersebut, warga korban lumpur menuntut pembayaran ganti rugi paling lambat pada Juni 2012. “Jika tuntutan tidak dipenuhi, kami akan jebolkan tanggul Lapindo di sisi barat,” teriak para demonstran.

Jika ancaman tersebut benar-benar dilakukan, maka dipastikan Jalan Raya Porong dan jalur kereta api di wilayah tersebut akan tenggelam. Tak hanya itu, ratusan rumah yang berada pada sisi barat tanggul juga akan tenggelam.

Koordinator warga yang tergabung dalam Paguyuban Renokenongo Menolak Kontrak (Pagarekontrak), Pitanto, mengaku warga korban lumpur telah menyiapkan pacul dan linggis untuk menjebol tanggul.

Hal tersebut dilakukan, karena warga korban lumpur Lapindo telah bosan menunggu janji pembayaran ganti ganti rugi lahan. Karena itu, Pitanto menegaskan jika pemerintah belum memberikan ganti rugi pada Juni 2012 nanti, ribuan warga korban akan kembali melakukan aksi besar-besaran serta akan menjebol tanggul pada sisi barat.

Sebelum menuju Kantor Gubernur Jatim, ribuan warga korban lumpur sempat berkumpul di Desa Renojoyo, Porong, Sidoarjo untuk menggelar doa bersama. Dalam kegiatan itu, dua lajur jalan sempat ditutup warga hampir selama 15 menit. Tak ayal, penutupan jalan tersebut membuat aktivitas kendaraan menjadi terhenti.

Usia menggelar doa bersama, ribuan warga bergerak menuju Kantor DPRD dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo untuk meminta restu menuju Surabaya. “Kami akan terus berjuang melawan kezaliman,” ujar Koordinator Lapangan (Korlap) Aksi, Sunarto.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement