Rabu 30 Nov 2011 17:15 WIB

Istana: SBY tak Tahu Nazaruddin Mau ke Singapura

Rep: Teguh thr/ Red: Djibril Muhammad
Julian A Pasha
Julian A Pasha

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR - Terdakwa kasus suap pembangunan wisma atlet, M Nazaruddin mengaku sempat bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Cikeas sesaat sebelum pergi ke Singapura.

Namun Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha menegaskan bahwa presiden tidak mengetahui seputar keberangkatan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat tersebut.

"Yang jelas kepergian Nazaruddin sepanjang saya ketahui tidak diketahui bapak presiden. Waktu ke Singapura sampai Ia di Kolombia," ujarnya kepada wartawan di Kantor Presiden, Rabu (30/11).

Seputar pertemuannya dengan SBY, Julian mengaku tidak tahu. Tetapi tentu mungkin dalam kapasitasnya sebagai kader Partai Demokrat pertemuan itu bisa saja terjadi.

Karena hal itu biasa antara Ketua Dewan Pembina atau Ketua Umum Partai dengan kaderanya. "Semua berlaku sama di partai yang lain," kata Julian.

Sebelumnya ada informasi baru yang terungkap dalam persidangan perdana terdakwa kasus suap pembanguan wisma atlet, M Nazaruddin di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Rabu (30/11). 

Beberapa jam sebelum ia meninggalkan tanah air pada 23 Mei 2011 untuk melarikan diri, ia mengaku dipanggil oleh Ketua Dewan Penasehat Partai Demokrat sekaligus Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono di kediamannya di kawasan Cikeas, Bogor.

Informasi itu memang tidak dimasukkan dalam surat dakwaan untuk Nazaruddin yang dibacakan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Namun, informasi itu diungkap oleh Nazaruddin sendiri saat diminta pendapatnya oleh majelis hakim tentang isi surat dakwaan untuknya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement