Kamis 01 Dec 2011 19:13 WIB

Polisi Sudah tak Berwibawa di Papua, Presiden SBY Harus Turun Tangan

Rep: Bilal Ramadhan/ Red: Stevy Maradona
Aparat keamanan dari Sat Brimob Polda Papua berjaga di lokasi peristiwa penembakan yang dilakukan oleh orang tak dikenal yang menewaskan tiga warga sipil dan satu anggota TNI, di Kampung Nafri, Jayapura, Papua.
Foto: Antara/Anang Budiono
Aparat keamanan dari Sat Brimob Polda Papua berjaga di lokasi peristiwa penembakan yang dilakukan oleh orang tak dikenal yang menewaskan tiga warga sipil dan satu anggota TNI, di Kampung Nafri, Jayapura, Papua.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Penyerangan yang dilakukan kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) terhadap petugas kepolisian semakin meningkat pada tahun ini. Menurut pengamat, Polri telah menemui jalan buntu dalam mengatasi keamanan di Polri dan Presiden harus turun tangan mencari solusinya.

"Harus diakui adanya kecenderungan Polri menemui jalan buntu. Presiden harus turun tangan dalam mengatasi permasalahan di Papua," kata pengamat kepolisian, Bambang Widodo Umar yang dihubungi Republika, Kamis (1/12).

Bambang menjelaskan permasalahan Papua yang tidak pernah selesai harus dilihat gerakan separatis di Papua sangat berbeda dengan Aceh yang telah lebih dulu diatasi pemerintah. Hal ini disebabkan adanya PT Freeport Indonesia yang melakukan pertambangan di Papua sehingga menimbulkan kecemburuan sosial dan terus berujung pada tuntutan untuk merdeka.

Sementara itu, Polri sebagai lembaga penegak keamanan, memiliki kemampuan terbatas dalam mengatasi keamanan di Papua. Petugas kepolisian, dan juga TNI, selalu menjadi target penyerangan dan memiliki kecenderungan bersifat defensif.  

"Kewibawaan keamanan yang dilakukan Polri di Papua sudah semakin menurun. Tidak ada pilihan, Presiden harus ikut membantu mencari solusi alternatif untuk menangani Papua," tegasnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement