REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Kampanye melalui iklan televisi dan baliho di Amerika Serikat yang dilakukan Kementerian Absorpsi dan Imigrasi Israel membuat kaum Yahudi negeri itu marah. Kampanye memperingatkan para ekspatriat asal Israel bahwa jika mereka terus tinggal di Amerika Serikat, mereka atau anak-anak mereka cenderung menjadi berasimilasi. Mereka mengajak para yahudi di perantauan untuk pulang.
Kampanye dimulai pada akhir September dengan baliho di kota-kota dengan konsentrasi besar warga Israel, termasuk New York, Los Angeles, dan Palo Alto. Pesan itu antara lain berbunyi: "Sebelum Hanukkah berubah menjadi Natal, saatnya untuk kembali ke Israel," dan "Sebelum Abba (ayah) berubah menjadi daddy, saatnya untuk kembali ke Israel."
Kementerian kemudian memposting di situs video dan situs-situs lain dengan pesan yang sama. Salah satunya menunjukkan kakek-nenek Israel berbicara dengan cucu dan anaknya via Skype di Amerika Serikat. Ketika nenek gadis itu bertanya apakah dia tahu apa liburan itu, dan sang cucu menjawab "Natal!"
Aktivis Yahudi dan beberapa kaum Yahudi non ekspatrat serta umat Kristiani di AS telah mengeluh ke konsulat Israel di New York, Los Angeles, dan San Francisco. Untuk satu hal, mereka mengatakan, kampanye bisa dilihat sebagai merendahkan Natal.
"Kami menemukan video ini tak imbang, dan bahkan merendahkan," kata Abraham Foxman, direktur nasional dari Liga Anti-Fitnah. "Sementara kami menghargai alasan di balik seruan pemerintah Israel untuk warga negaranya yang tinggal di AS agar kembali ke Israel, kami khawatir bahwa beberapa mungkin tersinggung dengan video yang menyiratkan kekhawatiran tentang Yahudi Amerika."
Seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri Israel menyatakan kecewa bahwa kampanye yang berisiko menghina Yahudi Amerika. "Kami hanya mengetahui tentang hal itu dari keluhan yang sampai ke konsulat," kata pejabat itu.
Departemen Luar Negeri meminta Departemen Imigrasi untuk memberi klarifikasi. Kementerian mengatakan kampanye itu tidak ditujukan pada orang Yahudi Amerika tapi pada ekspatriat Israel di negeri itu, dan menekankan bahwa mereka "menghormati dan menghargai komunitas Yahudi Amerika dan mengakui koneksi kuat ke Israel."