REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA – Turki akan merenovasi masjid-masjid yang dibangun oleh Dinasti Utsmani di Libya dan Gaza.
Seorang eksekutif yang bekerja di Konstruksi Nurol, Hilmi Ozkazanc, mengatakan Turki sedang merencanakan untuk memulai merenovasi Masjid Murad Agha di kota Tajura dekat ibukota Libya, Tripoli.
"Kami akan datang ke Tajura pekan depan untuk melihat apa yang harus kita lakukan untuk merenovasi masjid," kata Ozkazanc. Renovasi mungkin baru akan dikerjakan akhir tahun ini.
Ozkazanc mengunjungi Tajura bersama Duta Besar Turki untuk Libya, Ali Kemal Aydin. Selama kunjungan Aydin mengatakan, orang-orang Libya akan mendirikan sebuah negara yang akan menjadi model bagi daerah lain.
Masjid Murad Agha Masjid dibangun di Tajura sekitar 16 kilometer timur Tripoli tahun 1552 oleh Agha. Agha adalah salah satu dari tiga komandan yang bergabung dalam penaklukan propinsi Tripoli selama era Utsmani. Agha kemudian menjabat sebagai gubernur provinsi itu. Masjid ini memiliki 48 kolom marmer di atasnya yang menopang kubah.
Sementara itu, Pemerintah Kota Gaza, Palestina, telah meminta bantuan dari Turki untuk pembangunan beberapa masjid yang hancur akibat Perang Gaza 2008-2009. Menurut sebuah laporan yang dikeluarkan oleh pemerintah di Gaza, ada kebutuhan mendesak untuk membangun masjid di sana.
Hal itu disebabkan karena pertumbuhan penduduk yang cepat dan juga karena sebagian besar masjid rusak selama Perang Gaza. Perang Gaza saat itu mengakibatkan lumpuhnya semua infrastruktur.
Selama perang, 34 masjid hancur, 161 lainnya rusak dan perlu direnovasi. Biaya proyek renovasi tersebut telah mendorong para pejabat di Gaza untuk mencari bantuan dari luar. Biaya rekonstruksi 34 masjid yang hancur mencapai 15 juta dolar AS. Turki akan membangun 15 masjid dengan gaya baru sebagai perbaikan selama perang Gaza yang telah berlangsung.
Gaza menjadi wilayah Utsmani pada tahun 1516 ketika Yavuz Sultan Selim membuat ekspedisi militer ke Mesir. Pada 1660 Gaza menjadi ibukota Palestina. Kekuasaan Utsmani di Gaza berakhir pada 7 November 1917 setelah pertempuran ketiga melawan Inggris dalam setahun.