REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Kapolri Jenderal Timur Pradopo meminta masyarakat tidak meragukan kemampuan Polri dalam menyelesaikan sejumlah insiden penembakan dan kekerasan di Papua. "Polri terus berusaha melakukan penyelidikan untuk mengungkap pelaku. Lama atau tidaknya bergantung pada saksi dan alat bukti, tapi yakinlah Polri bekerja keras, serius, dan fokus untuk melakukan penyelidikan itu," katanya usai mengikuti konferensi pers bidang Polhukam di Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan di Jakarta, Senin.
Kapolri menuturkan, korban penembakan di Papua tidak hanya berasal dari satu bagian masyarakat, tapi beragam mulai dari masyarakat biasa, pekerja PT Freeport Indonesia, juga aparat Polri dan TNI. Timur mengemukakan, kehadiran aparat keamanan di Papua adalah untuk menciptakan rasa aman. "Apa yang dilakukan aparat adalah dalam rangka penegakan hukum jika terjadi pelanggaran hukum," tuturnya.
Kapolri menambahkan bahwa semua pihak menunggu hasil penyidikan dan penyelidikan serta berharap semuanya segera diungkap. Pada Sabtu (3/12) dua anggota Brimob Mabes Polri, Bribda Ferliyanto Kaluku dan Eko Afriansyah, tewas dalam aksi baku tembak dengan kelompok bersenjata di Kali Semen Kampung Wandinggobak, Kabupaten Puncak Jaya.
Polisi sudah mengenal dan sedang memburu para pelaku penembakan itu. "Berdasarkan data, kami memang sudah mengenal siapa yang menembak dua anggota Brimob itu. Tapi belum bisa menyampaikannya sekarang," kata juru bicara Mabes Polri Kombespol Boy Rafli Amar.
Ia menyatakan diperlukan bukti yang lebih akurat dan kuat untuk membekuk para penembak dua polisi itu. Namun Boy memastikan para pelaku yang berjumlah lima hingga 10 orang itu terkait dengan kelompok yang menyerang Mapolsek di Puncak Jaya.
Polisi memerlukan waktu yang lama menangkap para pelaku penembakan karena kondisi lapangan yang sangat sulit.
Sebelumnya pada Oktober 2011 juga terjadi serangkaian penyerangan dan penembakan terhadap aparat Polri maupun TNI di Puncak Jaya. Hingga kini para pelakunya masih dalam pengejaran.