Kamis 08 Dec 2011 14:57 WIB

Mededev Berkicau, Rusia Tambah Panas

Rep: ditto papilada/ Red: taufik rachman
Twitter
Twitter

REPUBLIKA.CO.ID,MOSKOW -- Memasuki hari ketiga, hujatan dan protes mengguyur Partai Rusia Bersatu yang dipimpin oleh Vladimir Putin atas dugaan kecurangan dalam pemilu akhir pekan kemarin.

Partai Penipu dan Pencuri, begitu sebutan yang diberikan demonstran anti-Putin belakangan ini. Tetapi, bukannya bersikap bijak, anak didik putin justru menuliskan kekesalannya di ruang publik yang dipastikan sangat mudah menyebar.

Siapa lagi anak didik Putin kalau bukan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev. Pada 2008, Medvedev diberikan kursi kepresidenan oleh Putin, yang jika saja undang-undang tidak melarang, tentu akan meneruskan kekuasaannya untuk periode ketiga sejak dipegangnya di awal millenium.

Medvedev memutuskan menumpahkan kekesalannya dengan 'berkicau' di akun Twitternya, @MedvedevRussia, pada Rabu (7/12) sekitar pukul 00.33 waktu Rusia. Tidak tanggung-tanggung, pria yang menjuluki dirinya sendiri sebagai pengguna teknologi yang cerdas ini seakan mengguyur bensin ke ribuan penentang kekuasaan Putin yang sejak Minggu malam protes di jalan-jalan.

"Sudah jelas bahwa jika seseorang menulis ekspresinya 'partai penipu dan pencuri' di blog mereka, maka mereka adalah domba bodoh yang mendapatkan f****d di mulut:)" tulis Medvedev dalam Bahasa Rusia. Pesan ini segera diretweet dan menjadi topik pada diantara pada blogger sebelum dihapus.

Pejelasan pun datang dari Kremlin, pusat pemerintahan Rusia. Menurut mereka, "Semalam, sebuah tweet yang tidak pantas muncul di akun Dmitry Medvedev."

Diuraikan bahwa hasil investigasi pemerintah menunjukan bahwa saat sedang dilakukan perubahan password yang telah direncanakan, seorang staf pemerintahan yang bertanggung jawab atas pemeliharaan teknis akun Medvedev melakukan hal yang tidak sesuai otoritasnya. "Dia yang bersalah akan dihukum," tambah pernyataan tersebut.

Kata-kata 'partai penipu dan pencuri' yang dikutip Medvedev berasal dari sebutan yang diteriakan Alexei Navalny, pemimpin aksi protes yang juga dikenal sebagai blogger antikorupsi. Kini Navalny ditahan selama 15 hari atas perannya dalam memimpin protes anti-Putin.

Rakyat Rusia yang marah dengan kecurangan pemilu yang dikonfirmasi oleh pengawas pemilu Eropa ini, ditambah kemuakan dengan rencana Putin untuk bertukar posisi dengan Medvedev pada pemilu presiden mendatang, memutuskan untuk turun ke jalan.

Sekalipun mengalami penurunan raihan suara dari 64 persen pada 2008 dan menjadi 49,9 persen pada pemilu kemarin, kecurangan diduga dilakukan untuk memenangkan Partai Rusia Bersatu.

Sekalipun Medvedev membantah tuduhan kecurangan, tapi kritikan tidak hanya datang dari tokoh internasional seperti sekretaris Negara Amerika Serikat, Hillary Clinton, tetapi juga datang dari tokoh dalam negeri, Mikhail Gorbachev.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement