Jumat 09 Dec 2011 16:22 WIB

Ikan Impor Masuk, Harga Anjlok, Nelayan Pantura Resah

Contoh produk ikan impor yang masuk ke Indonesia.
Contoh produk ikan impor yang masuk ke Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, TEGAL - Belasan ribu nelayan pantai utara Jawa Tengah resah akibat masuknya ikan impor ke kawasan ini, yang menyebabkan harga ikan tangkapan nelayan setempat anjlok, terutama di saat tangkapan melimpah.

"Sejak pertengahan November 2011 hasil tangkapan ikan nelayan melimpah, namun harga berbagai jenis ikan lokal anjlok hingga lebih dari 50 persen karena masuknya ikan impor ke Tegal  dan sekitarnya," kata Ketua Koperasi Unit Desa (KUD) Karya Mina Kota Tegal, Muhammad Taufik, di Tegal, Jumat (9/12).

Menurut dia, masuknya ikan impor dalam kemasan seberat 10 kilogram per dus tersebut memengaruhi harga ikan lokal. Bahkan saat hasil tangkapan nelayan melimpah maka harga ikan akan turun dratis sehingga nelayan merugi.

Ia menyebutkan, harga ikan jenis ikan demang sebelumnya Rp80.000 kini Rp50.000 per 25 kilogram, ikan kuniran kualitas bagus Rp80.000 menjadi Rp40.000, kuniran kualitas rendah semula Rp50.000 turun menjadi Rp20.000, blanak Rp200.000 kini Rp100.000 per 25 kilogram, kakap Rp38.000 per kilogram kini Rp35.000 per kilogram.

"Seharusnya pemerintah dapat menampung atau membeli ikan hasil tangkapan nelayan untuk dijual ke pasar nasional dan internasional, bukan justru mengimpor ikan dari berbagai negara karena selama ini pasokan ikan lokal dari nelayan melimpah," ujarnya.

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HSNI) Kota Tegal, Mahmut Efendi, mengatakan akibat melimpahnya pasokan ikan lokal dan impor, para nelayan terpaksa menjual dengan harga jauh di bawah harga beberapa pekan sebelumnya daripada mengalami kerugian lebih besar karena kondisi ikan membusuk.

"Sekitar 12 ribu nelayan di Kota Tegal menggantungkan hidupnya dari hasil penjualan ikan, namun jika harga ikan anjlok dan ikan impor terus masuk maka akan mengakibatkan nelayan semakin sengsara dan terpuruk," katanya.

Menurut dia, pemerintah seharusnya mengkaji kembali kebijakan impor ikan tersebut karena hasil tangkapan ikan lokal hingga kini masih melimpah sehingga tidak perlu mendatangkan ikan dari negara asing.

Sementara itu, salah seorang pedagang ikan impor, Aan (39), di Pelabuhan Kota Tegal mengatakan hampir setiap hari mendatangakan ikan impor jenis ikan salem dan salmon yang dikirim dari Jakarta antara satu hingga tiga ton.

Menurut dia, ikan impor yang dikirim dari Jakarta sudah dalam kemasan dengan berat 10 kilogram per dus seharga Rp95 ribu per kemasan tersebut berasal dari berbagai negara seperti China, Korea, Pakistan, dan Taiwan.

"Hampir setiap hari saya mendatangkan ikan impor jenis salem dan selalu habis terjual, apalagi jika pasokan ikan dari nelayan berkurang maka sehari pemesanan bisa mencapai tiga ton," ujarnya.

Ia menjelaskan, ikan impor berbentuk mirip ikan layang tersebut biasanya diambil oleh sejumlah pedagang ikan dari Tegal, Pemalang, dan Cirebon untuk diolah menjadi ikan pindang dan dijual di pasar-pasar tradisional.

"Bentuk ikan salem mirip dengan ikan layang namun ukuranya lebih besar dari ikan layang yang banyak terdapat di Laut Jawa, selain itu harga ikan layang lebih murah dari ikan salem yakni Rp85.000-Rp90.000 per kilogram," katanya.

Menurut Aan, di wilayah Pelabuhan Kota Tegal sedikitnya ada empat pedagang ikan yang setiap hari rutin mendapat pasokan ikan impor setiap hari antara satu hingga enam ton per pedagang, bahkan masuknya ikan impor jenis salem tersebut telah berlangsung sejak lima tahun terakhir.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement