REPUBLIKA.CO.ID, BAKU - Musim semi arab memberikan kesempatan barat untuk memecah belah negara Muslim Islam melalui beragamnya aliran dalam Islam. Perpecahan itu mengakibatkan potensi negara-negara Muslim menjadi sia-sia dan terus bergantung pada barat.
Pakar politik Azerbaijan, Tofiq Abbasov menilai momentum Musim Semi Arab hanya satu bagian dari sekian usaha yang dilakukan barat untuk memecah belah dunia Islam. Namun, semua motif dan usaha bertujuan sama mencegah negara-negara Islam berkembang dan mandiri.
"Menyadari kemustahilan memperlambat pembangunan di beberapa negara Islam, Barat melakukan segalanya untuk memicu bentrokan antar negara Muslim. Perbedaan agama dimanfaatkan untuk menimbulkan pertengkaran di antaara saudara," kata dia seperti dikutip news.AZ, Rabu (14/12).
Meski demikian, Toffiq optimis negara-negara Muslim dapat mencegah hal tersebut. Dengan catatan, selalu mengutamakan kepala dingin ketika mengeluarkan kebijakan. "Anda tahu kasus Iran dan Arab Saudi. Itulah contohnya," kata dia.
Sejarah menunjukkan, lanjut Toffiq, perang dan konflik berdasarkan perbedaan dalam pandangan dan pendekatan sekte tidak dapat dipahami atau diprediksi. Seorang Muslim tidak memiliki hak untuk membunuh saudaranya bahkan jika mereka menolak untuk menerapkan Islam.
"Kalaupun terjadi, tidak terhitung kerugian dari konfrontasi yang terjadi. Karena itu, penting untuk menahan godaan yang tidak perlu atas perbedaan pandangan," pungkas dia.