Kamis 15 Dec 2011 16:10 WIB

Sebelum Runtuh, Jembatan Kukar Sakit Parah

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Johar Arif
Jembatan Kukar ambruk
Foto: Istimewa
Jembatan Kukar ambruk

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pakar senior konstruksi di Indonesia, Wiratman Wangsadinata, mengatakan sebelum runtuh, kondisi Jembatan Kutai Kartanegara (Kukar) sangat memprihatinkan. “Jembatan ini sakit parah, banyak hal yang sebetulnya tak boleh terjadi,” katanya kepada Republika dalam diskusi di Kementerian Pekerjaan Umum Jakarta, Kamis (15/12).

Wiratman menelaah kembali beberapa hal yang menjadi pemicu runtuhnya jembatan terpanjang di Kalimantan Timur itu. Pertama, blok angkur yang berfungsi sebagai penahan gaya utama sudah bergeser sekitar 16,5 sentimeter (cm). Blok angkur adalah nyawa dari jembatan gantung. Artinya, pergeseran yang terjadi akan menimbulkan akibat sangat fatal.

Kedua, pucak dari pilon yang menghubungkan antar kabel utama jembatan (hanger) juga bergeser sekitar 15 cm. Akibatnya, hanger yang terletak di tengah  mengendur dan menyebabkan gelagar rangka jembatan yang menggantung ikut turun sekitar 70 cm. Prinsipnya, kata Wiratman, sama dengan mengulur tali layang-layang. Semakin kita mengulur benang layang-layang, maka layang-layang tersebut akan turun.

Ketiga, mur-mur jembatan sudah banyak yang longgar. Bahkan, klem yang menggantung pada hanger ada yang sudah lepas dan longgar. Hal itu terbukti, sebab pada waktu pemelihara (PT Bukaka) mencoba mengangkat kembali klem dan hanger untuk mengembalikan jembatan pada posisi semula, itulah yang menjadi pemicu dari putus dan lepasnya hanger. “Terjadilah proses putusnya klem secara beruntun,” kata Wiratman.

Saat ini, kata Wiratman, klem dari Jembatan Kukar masih menjalani penelitian lanjutan di laboratorium PU dan laboratorium masing-masing institusi yang terlibat, di antaranya ITB, ITS, dan UGM. Setelah studi mendalam, akan diketahui letak kekurangan terbesar yang menjadi penyebab musibah besar ini.

Wiratman menjelaskan, pemicu runtuhnya Jembatan Kukar bukan karena kegagalan fondasi. Sebab, fondasi jembatan setelah runtuh tetap utuh, pilon dan blok angkurnya masih ada.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement