Jumat 16 Dec 2011 19:39 WIB

Condoleeza Rice Puji SBY Hasil Didikan AS

Rep: Ditto Pappilanda/ Red: Chairul Akhmad
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Negara Ani Yudhoyono berfoto bersama tuan rumah Presiden AS Barack Obama dan Ibu Negara AS, Michel Obama saat menghadiri jamuan makan malam pada KTT CEO APEC, di Hawaii, AS, Ahad (13/11) lalu.
Foto: Antara
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Negara Ani Yudhoyono berfoto bersama tuan rumah Presiden AS Barack Obama dan Ibu Negara AS, Michel Obama saat menghadiri jamuan makan malam pada KTT CEO APEC, di Hawaii, AS, Ahad (13/11) lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Buku biografi terbaru mantan Menteri Luar Negeri AS, Condoleeza Rice yang berjudul "No Higher Honor: A Memoir of My Years in Washington" menyinggung sedikit soal politik Indonesia.

Dalam buku yang baru terbit pada 1 November lalu itu, Rice menyoroti kepemimpinan presiden Indonesia pasca reformasi. Ia banyak memuji Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), namun tak terkesan dengan Presiden BJ Habibie, Gus Dur, dan Megawati Soekarnoputri.

Ia gambarkan, saat Presiden George W Bush baru naik jabatan, Indonesia adalah negara yang penuh masalah. Ia menyebut Presiden Soeharto sebagai 'diktator yang lama berkuasa'. Soeharto baru saja tumbang dan Indonesia baru saja menyelenggarakan Pemilu 1999. "Pemilunya menghasilkan pemerintahan yang sangat lemah (Presiden Gus Dur) termasuk saat pergantian ke Megawati Soekarnoputri," demikian analisa Rice.

Dalam hal masa kepresidenan Megawati Soekarnoputri, Rice rupanya memberi kritik cukup pedas. Ia menyebut Megawati sebagai pemimpin yang kurang efektif, walaupun memuji peralihan kepemimpinan dari Presiden Gus Dur ke Megawati.

Rice rupanya juga memiliki kesan soal suami Megawati, Taufik Kiemas, yang kini menjabat sebagai Ketua MPR-RI. Ia  menduga suami Megawati Soekarnoputri, Taufik Kiemas, sebagai sosok yang tak jujur.

"Pemilihan telah menghasilkan dua pemerintah yang lemah, termasuk satu yang dipimpin oleh Megawati Sukarnoputri, putri presiden pertama bergaya otoriter Indonesia, Soekarno, dan seorang pemimpin yang bermaksud baik tetapi tidak efektif, dengan suami diduga tidak jujur."

Sebaliknya, Rice memuji hasil Pemilu Presiden 2004 yang dimenangkan pasangan SBY-Jusuf Kalla (namun Rice tak menyinggung satu kata pun soal Kalla dalam bukunya). Rupanya Rice menaruh perhatian yang cukup intens, saking banyak pujian yang dianugerahkannya kepada suami Ani Yudhoyono itu. "Terpilihnya Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden Indonesia membawa era baru stabilitas demokrasi di negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia itu," kata Rice dalam bukunya.

Kedua, Rice memuji wawasan SBY. Menurut dia, SBY adalah tokoh yang irit bicara, namun dapat membawa stabilitas dan kompetensi ke lembaga kepresidenan di Indonesia.Kondisi geografis Indonesia yang memiliki ribuan pulau dikhawatirkan Rice akan menjadi rumah persembunyian bagi Jamaah Islamiyah (JI) yang disebutnya memiliki afiliasi dengan Al-Qaeda.

Tetapi duduknya SBY di kursi presiden, diyakini Rice telah menuntun Indonesia keluar dari bibir jurang. "SBY adalah tokoh yang tangguh. Kebijakannya pada antiterorisme sangat baik. Dia adalah mitra yang sangat baik dalam program kontraterorisme," kata Rice di halaman 229.

Rice juga menilai SBY mampu membawa Indonesia pulih dari jurang kehancuran pasca krisis ekonomi dan krisis politik. Ia lantas mencermati karier militer SBY yang memang pernah disekolahkan ke Amerika. "SBY adalah perwira militer yang pernah berlatih di AS. SBY adalah personifikasi dari keberhasilan AS mendidik perwira-perwira lewat Program Pendidikan dan Pelatihan Militer Internasional," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement