REPUBLIKA.CO.ID, JERUSSALEM - Rencana militer Israel untuk membentuk komando baru yang bertugas melancarkan misi jauh di luar perbatasan Israel mengundang keingintahuan publik mengenai potensi operasi mendatang dan orang yang dipilih untuk memimpinnya.
Menteri Pertahanan Ehud Barak dan Kepala Staf Letnan Jenderal Benny Gantz mengatakan komando baru tersebut, yang akan dinamakan "Depth Corps", akan dipimpin oleh Mayor Jenderal (Purn.) Shai Avital --mantan komandan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang telah pensiun selama hampir satu dasawarsa.
Satuan baru tersebut akan terdiri atas satuan pasukan khusus yang ada --Sayeret Matkal dari Angkatan Darat, Shaldaq dari Angkatan Udara, dan Flotilla 13 SEAL dari Angkatan Laut-- dan akan mengawasi serta mengkoordinasikan operasi rahasia mereka.
Sebagaimana dikutip media setempat, beberapa sumber militer, menyatakan mereka tak puas dengan dipilihnya Avital daripada perwira aktif saat ini, demikian laporan Xinhua.
Namun Gantz pada Ahad (18/12) mencela pengeritik keputusan tersebut, dan mengatakan, "Penunjukan militer dilandasi atas pertimbangan strategis yang transparan. Kami hanya memilih orang yang paling cocok," kata situs berita Ynet.
Pembentukan satuan baru itu dilakukan di tengah kehebohan laporan media baru-baru ini mengenai kemungkinan serangan Israel terhadap Iran guna menggagalkan program nuklirnya yang kontroversial.
"Tugas utama Korps tersebut ialah memperluas operasi gabungan IDF hingga memasuki kedalaman yang strategis," demikian isi pernyataan IDF.