REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Tersangka kasus suap cek pelawat, Nunun Nurbaeti, disebut mengalami kesulitan untuk menjawab pertanyaan tentang kasus yang tengah menimpanya. "Kalau ditanya itu dia kembali depresi," ujar Kepala Rumkit Bhayangkara Tk 1 Raden Said Sukanto, Brigjen Pol Budi Siswanto, usai jumpa pers di RS Bhayangkara Tk 1 Raden Said Sukanto, Kramat Jati, Jakarta, Senin (19/12).
Budi menjelaskan Nunun pernah menderita serangan stroke ringan pada 2009 silam sehingga terjadi penurunan di beberapa fungsi organ tubuh yang bersangkutan. Gejalanya, berupa gangguan tekanan darah dan sakit vertigo (depresi). Atas gejala tersebut, Nunun pun disebut mengalami gangguan neurologi tingkat ringan hingga sedang.
Namun, psikiater Rumkit Polri, dr. Heny Riyana Spkj, menjelaskan Nunun masih dapat bercerita soal identitas hingga keluarganya. "Saat ditanyakan pemeriksaan nama dan usia dan alamat termasuk keluarga anak-anaknya bisa mengetahui,"ujar psikiater yang menangani Nunun, dr. Heny.
Dokter Spesialis Neurologi, Djoko Navianto, mengungkapkan bila didefinisikan secara medis, maka Nunun memang menderita demensia. Meski demikian, Djoko menegaskan penyematan definisi demensia untuk kondisi medis Nunun perlu dievaluasi. Pasalnya, Nunun hanya lupa dalam kondisi tertentu, yakni ketikia dia mengalami depresi, dan bukan lupa secara umum.