REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH - Lima tahanan wanita Palestina mengalami frustasi lantaran tidak masuk dalam kesepakatan pertukaran tawanan dengan Israel. Mereka pun melakukan aksi mogok makan.
Dari lima tahanan perempuan tersebut, tiga diantaranya ditangkap di wilayah Palestina pada 1948, yakni Lina Al-Jarbouni, Woroud Qasem, dan Khadijah Abu Ayash. Sisanya dua perempuan dari Hebron, Tepi Barat, yakni Salwa Salah dan Walaa Al-Ja'abari.
Pernyataan resmi Kementerian Urusan Tahanan Palestina menyebutkan lima tahanan wanita Palestina mengalami tekanan psikologis. Hal itu terjadi lantaran mereka seolah kehilangan harapan untuk bebas dari penjara Israel.
"Mereka merasa kecewa dan marah lantaran janji-janji kebebasan hanyalah omong kosong belaka. Mereka pun melakukan aksi mogok makan sebagai bentuk rasa frustasi mereka," demikian pernyataan kementerian itu seperti dikutip gulfnews.com, Kamis (22/12).
Tim pengacara yang mendatangi lima tahanan tersebut, mendesak kementerian tersebut untuk mengirimkan psikiater. Sebab, tekanan psikologis yang dialami tahanan perlu mendapat pertolongan para psikiater.
Sementara itu, Koalisi Perempuan untuk Kebebasan berencana melakukan aksi dukungan bagi para tahanan tersebut. Mereka akan melakukan aksi di di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Di awal, mereka akan melangsungkan aksi di Bundaran Al-Manarah, lalu menuju kedutaan besar Mesir untuk menyampaikan surat kepada para tahanan. Dalam surat itu, koalisi perempuan meminta pemerintah Mesir menjamin pembebasan semua tahanan perempuan.