REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Seorang aktivis mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) tewas tertembak peluru polisi saat menggelar aksi demonstrasi di Kabupaten Bima, Nusantara Tenggara Barat (NTB). Korban, Ansari, tertembak saat demonstrasi menolak pendirian tambang mangan di Sapelambu, Bima.
Ketua Umum Pimpinan Cabang IMM Bima, Irman, mengatakan Anshari tewas tertembak saat aparat polisi mencoba membubarkan massa yang memblokir pelabuhan yang menjadi akses bagi pembangunan penambangan mangan tersebut. "Sekitar pukul 09.00 WIB Ansari tewas tertembak," kata Irman yang dihubungi Republika (Sabtu, 24/12).
Menurut Irman, polisi bertindak brutal dengan menembakkan senjata api ke arah para demonstran. Tembakan ini melukai delapan orang demonstran. "Salah satu kader IMM tewas dan 7 orang terkena luka tembak," kata Irman.
Menurut Irman, aksi pemblokiran pelabuhan ini dilakukan sejak dua bulan lalu oleh IMM Bima, aktivis mahasiswa Bima, dan warga sekitar yang menuntut agar pembangunan tambang mangan tersebut segera dihentikan.
IMM Bima mengerahkan sejumlah kadernya untuk mengadvokasi kepentingan warga di sekitar tambang mangan tersebut akibat kekhawatiran warga terhadap pembangunan tambang yang dapat mematikan lahan pertanian warga.