REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM) mengecam keras tindakan represif polisi terhadap aktivis IMM dalam aksi 'Solidaritas Sape, Bima' di Solo, Selasa (27/12).
Aksi yang dimulai pukul 13.00 WIB di pertigaan Pabelan Solo dan diikuti 50-an aktivis ini dibubarkan paksa oleh aparat pada pukul 13.40 WIB. Sebanyak 16 kader IMM ditangkap dan dipukuli dalam kejadian ini.
M Danang, mantan presiden mahasiswa Universitas Muhammadiyah Solo yang ikut ditangkap, mengabarkan mereka dipukuli di truk polisi sepanjang jalan dari Pabelan ke Mapolresta Solo. “Tindakan brutal polisi ini kian membuktikan bahwa mereka antidemokrasi dan tak mengindahkan hukum yang mestinya mereka tegakkan,” ungkap Danang.
DPP IMM menuntut 16 aktivis tersebut dilepaskan serta Kapolri menginvestigasi penuh tindakan represif tersebut. DPP IMM juga menyerukan kepada kader-kader se-Indonesia untuk melakukan perlawanan terhadap ketidakdilan.