Jumat 30 Dec 2011 15:54 WIB

Pengawal Revolusi: Iran Siap Meladeni Segala Ancaman

Rep: Ditto Pappilanda/ Red: Chairul Akhmad
Angkatan Laut Iran saat latihan militer di Velayat-90, di Laut Oman.
Foto: AP
Angkatan Laut Iran saat latihan militer di Velayat-90, di Laut Oman.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN – Penjabat Kepala Komandan Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC), Brigadir Jenderal Hossein Salami, mengatakan Amerika Serikat tidak dalam posisi memberikan izin maupun mencegah Republik Islam Iran untuk menutup Selat Hormuz.

Pernyataan Salami ini menanggapi pernyataan Komandan Armada Kelima Angkatan Laut AS di Teluk Persia di Teheran, Kamis (29/12) kemarin. "Sejarah permusuhan AS dengan Iran jelas mencerminkan hal itu," ujar Salami seperti dilaporkan oleh kantor berita resmi Iran, IRNA.

Salami menambahkan, jika kepentingan penting Iran terancam dalam cara apa pun, Iran juga akan menjawab ancaman itu dan Iran tidak akan melepaskan strateginya. Sebelumnya, Armada Kelima Angkatan Laut AS menegaskan tidak akan membiarkan gangguan terhadap lalu lintas di Selat Hormuz. Jawaban ini menyusul ancaman Iran yang akan menghentikan aktivitas kapal yang melalui jalur minyak paling penting di dunia itu.

"Siapa pun yang mengancam untuk mengganggu kebebasan navigasi di selat internasional adalah jelas di luar komunitas bangsa-bangsa. Gangguan apa pun tidak akan ditoleransi," kata armada yang berbasis di Bahrain itu dalam sebuah surat elektronik, Rabu (28/12).

Mengacu pada fakta bahwa Iran tidak melaksanakan perintah dari negara manapun untuk menerapkan strategi pertahanan, Salami mengingatkan bahwa Iran selama 33 tahun terakhir selalu mencapai tujuannya meskipun kebijakan AS selalu turut campur. "Republik Islam Iran jauh lebih siap dibanding di masa lalu sebelum menerapkan strategi pertahanannya," kata dia.

Ancaman Iran untuk memblokir pengiriman minyak mentah melalui Selat Hormuz, kawasan penting bagi pemasok Timur Tengah, dilakukan akibat keputusan Uni Eropa untuk memperketat sanksi terhadap Iran atas program nuklirnya, yang ditambahi oleh keputusan AS untuk memperketat sanksi sepihak.

Selat Hormuz merupakan jalur laut yang sangat strategis. Sekitar 40 persen, atau 15 juta barel minyak dunia yang diperdagangkan, melalui jalur ini. Selat yang menghubungi negara-negara Teluk ini, dibatasi oleh negara-negara kaya minyak seperti Bahrain, Kuwait, Qatar, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, dengan Oman.

Sementara itu, Komandan Angkatan Laut Iran, Laksamana Habibollah Sayyari, mengabarkan bahwa Angkatan Laut Iran sedang mangasah kemampuan tempur militer mereka menggunakan persenjataan baru. Latihan AL Iran ini di pusatkan di Laut Velayat-90.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement