REPUBLIKA.CO.ID, EXETER - Siapa sangka, sebuah ruangan kecil di Exeter telah menjadi sebuah masjid megah dan pusat kebudayaan Islam terbesar di Inggris Raya. Dari ruangan kecil itu pula, syiar Islam segera meluas.
Sekretaris Jendral Organisasi Konferensi Islam (OKI), Ekmeleddin Ihsanoglu, merupakan saksi geliat syiar Islam di Exeter. Pada tahun 1975, ia merupakan mahasiswa jurusan kimia di Universitas Exeter. Saat itu, ia mengalami kesulitan mencari masjid. Ia bahkan tidak menemukan satu pun mahasiswa Muslim.
"Tak beberapa lama, saya bersama kelompok mahasiswa Muslim diberikan ruangan untuk shalat. Semula, satu shaf hanya lima orang. Secara perlahan mahasiswa yang shalat bertambah menjadi 20, 40 dan 60. Yang mengesankan, mahasiswa Muslim dari kota tetangga juga bergabung," kenang Ishanoglu seperti dikutip arabnews.com, Jum'at (30/12).
Ihsanoglu bercerita, saat itu populasi Muslim Exeter sangat sedikit namun beragam. Ada yang berprofesi sebagai pedagang, pemilik restoran, dan mahasiswa. Mereka lalu bersepakat untuk mendirikan masjid dan pusat kebudayaan Islam di Barat Daya Exeter. Lalu dibentuklah sebuah komite untuk pembentukan kerangka organisasi.
"Saya merupakan presiden pertama komite tersebut. Saya masih punya salinan detail pertemuan yang berlangsung pada Desember 1976," kata Ihsanoglu.
Setelah komite terbentuk, Ihsanoglu dan rekannya mulai mengumpulkan dana. Setahun kemudian, Ihsanoglu harus kembali ke Turki.
Tak lama kemudian, ia kembali dan melihat impian itu akhirnya menjadi kenyataan. Setelah 30 tahun berlalu, ruangan yang ada tidak lagi mencukupi. Jumlah populasi Muslim saat itu naik berkali lipat.
Muslim Exeter selanjutnya kembali mencari dana. Izin menambah bangunan dikabulkan pemerintah lokal pada tahun 2000. Sayangnya, pembangunan pusat kebudayaan Islam terhenti saat tragedi 9/11 dan serangan bom di London. Pembangunan pun berlanjut setelah Ihsanoglu menghubungi Sheikh Sultan bin Mohammed Al-Qasimi, penguasa Sharjah, yang bermurah hati menyediakan dana.
Terus Berkembang
Komunitas Muslim Exeter dan komunitas Muslim lain di Inggris telah tumbuh dan makmur selama bertahun-tahun. Mereka telah menjadi pengusaha sukses, akademisi, tokoh masyarakat dan menembus pemerintahan.
"Saya percaya Islamic Center di Exeter dapat berfungsi sebagai model bagi harmoni masyarakat baik di Inggris maupun di luar negeri," kata Ihsanoglu pada pembukaan Masjid Exeter setelah direnovasi.
Walikota Exeter, Brock Stella, mengakui bahwa perjalanan umat Islam tidak mudah dalam sepuluh tahun terakhir pasca 9/11. Namun, ada kecendrungan untuk bergerak maju. "Ini adalah bukti iman dan dedikasi," katanya pada upacara pembukaan.
Dia menyatakan apresiasi tinggi kepada komunitas Muslim. Dia juga menyerukan untuk menghormati agama dan budaya yang berbeda.
Martyn Goss, Direktur Dewan Gereja dan Masyarakat (Keuskupan of Exeter), berharap umat Kristen terus bekerja sama dengan komunitas Muslim.