REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN - Angkatan Laut Iran menguji dua rudal jarak jauh 200-kilometer (120 mil) dan rudal jarak pendek dalam latihan perang di dekat Teluk pada Senin.
''Pada hari ini (Senin), untuk pertama kali kita akan menguji rudal jarak jauh Ghader dari darat ke laut, rudal jarak pendek Nashr dan rudal Nour dari permukaan ke permukaan," kata juru bicara Angkatan Laut, Komodor Mahmoud Moussavi, seperti dikutip kantor berita ISNA.
Latihan itu berlangsung pada hari terakhir dari program latihan selama sepekan Angkatan Laut Iran. Latihan perang yang memunculkan suara keprihatinan atas ancaman Iran menutup Selat Hormuz di pintu masuk Teluk. Ancaman akan diberlakukan jika sanksi-sanksi Barat dikenakan pada Teheran.
Ghader merupakan rudal jelajah buatan Iran dengan jangkauan 200 kilometer. "Ghader adalah rudal ultra-modern yang terintegrasi dengan radar ultra-tepat. Sistem rentang dan kecerdasan anti-deteksinya telah meningkat dibanding generasi sebelumnya," katanya.
Sementara, rudal Nour dan Nashr didasarkan pada desain China. Rudal Nour adalah rudal anti-kapal dan juga berjarak jelajah 200 kilometer. Radar ini dikembangkan berdasarkan pada rudal C-802 China.
Moussavi mengatakan rudal Nour yang akan ditembakkan itu telah diperbaiki dengan sistem anti-radar dan penargetannya. Sebuah rudal Iran Nour dilaporkan digunakan oleh milisi Hizbullah untuk menonaktifkan satu kapal perang Israel selama konflik 2006.
Rudal anti kapal Nasr dikembangkan berdasarkan rudal C-704 China dan memiliki kisaran jangkauan 35 kilometer (22 mil). ''Iran telah menempatkan rudal ini di atas kapal patrolinya. Para pengamat militer Suriah akan menonton uji tembak rudal ini,'' kata Moussavi.