REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah pemuka agama di Amerika Serikat mengutuk serangan bom terhadap Imam Al Khoei Islamic Center di Queens, New York, Amerika Serikat. Rabbi Marc Schneier, Russell Simmons, dan Imam Muhammad Shamsi Ali mengutuk aksi penyerangan yang menggunakan bom molotov tersebut.
"Kami bertiga secara tegas mengutuk tindak kejahatan dan lebih memperkuat solidaritas dengan anggota Al Khoei Center serta tempat lain yang menjadi target penyerangan," demikian dikutip laman globalgrind, Senin (2/1) waktu setempat.
Menurut Rabbi Marc Schneier dan Russell Simmons yang juga menjabat sebagai presiden dan ketua Badan Solidaritas Etnis, perusakan terhadap satu tempat ibadah merupakan penyerangan kepada seluruh rumah ibadah. Mereka juga mengajak seluruh warga untuk melawan serangan tersebut guna mendukung para korban kebiadaban penyerang yang tidak bertanggung jawab.
"Kami sebagai pemimpin komunitas Muslim dan Yahudi bersumpah untuk menggandakan upaya dalam memerangi fanatisme agama yang melanggar konstitusional, karena Tuhan memberikan hak beribadah kepada seluruh umatnya di kota New York secara damai dan aman dari kekerasan," ujar mereka.
Selain mengutuk penyerangan, para pemuka agama juga mengharapkan Kepolisian Kota New York (NYPD) untuk meningkatkan patroli keamanan di wilayah masjid, sinagoga dan tempat ibadah lain di seluruh wilayah di New York.
"Kami mengharapkan Walikota New York, Michael Bloomberg, dan NYPD untuk melakukan segala upaya -tidak hanya memerangi terorisme- namun segala hal yang menyangkut hak-hak umat Muslim untuk melakukan ibadah dengan aman dan damai," tambah mereka.
Saat serangan terjadi, sebanyak 80 orang sedang berada di dalam gedung untuk merayakan hari jadi Al Khoei Islamic Center. Meski serangan tersebut tidak menimbulkan korban luka maupun tewas, namun kasus itu mengungkap betapa bahayanya Islamofobia dapat memecah persatuan dan kesatuan negara serta memprovokasi kedamaian dunia.
Namun serangan tersebut tidak hanya menargetkan Al Khoei Center, melainkan terdapat tiga lokasi lain yang juga diserang menggunakan bom molotov pada saat yang sama.