REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Wakil Ketua DPR RI Anis Matta mengusulkan agar DPR RI mendukung mobil produksi pelajar SMK Negeri di Solo Jawa Tengah menjadi program mobil nasional (Mobnas).
"Kita perlu mengapresiasi karya anak bangsa dari SMK Negeri di Solo. Mereka telah membuktikan mampu membuat mobil yang diberi nama Kiat Esemka," kata Anis Matta di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Rabu.
Menurut Anis Matta, Komisi terkait di DPR RI agar melakukan kunjungan kerja ke Solo guna mempelajari kemungkinan karya para pelajar SMK Negeri di Solo tersebut menjadi program mobil nasional.
Komisi terkait di DPR RI, kata dia, perlu mempelajari lebih dalam soal kemungkinan karya tersebut masuk dalam industri otomotif dan menjadi program mobil nasional.
"Bagaimana dukungan pemerintah dan swasta untuk menjadikan karya anak bangsa tersebut sebagai proyek nasional," katanya.
Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menjelaskan, karya para pelajar SMK Negeri 2 Solo, Jawa Tengah itu, sudah disurvei oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Namun produksi mobil Kiat Esemka tersebut, kata dia, baru beberapa unit saja sehingga belum masuk skala industri.
"DPR RI perlu mempelajari lebih dalam karya produksi mobil Kiat Esemka ini bisa masuk dalam skala industri," katanya.
Menurut dia, mobil Kiat Esemka yang harganya kurang dari Rp100 juta itu akan diminati oleh rakyat yang penghasilannya terbatas.
Masyarakat, kata dia, sudah lama merindukan adanya mobil nasional yang harganya terjangkau. "Mobil Esemka ini akan sangat membantu kebutuhan rumah tangga," katanya.
Anis mengusulkan, produksi mobil Kiat Esemka masuk dalam skala industri agar harga jualnya bisa ditekan lebih rendah sehingga bisa dijangkau lebih banyak masyarakat.
Ia menyayangkan, jika karya pelar SMK Negeri di Solo ini hanya sebatas uji coba dan tidak diproduksi dalam skala industri.
Anis juga mencontohkan, PT Dirgantara `Indonesia pernah membuat mobil tapi baru sebatas uji coba dan tidak ada lanjutannya.
"Ada juga perusahaan swasta yang pernah memproduksi mobil Timor sebagai mobil nasional, tapi kemudian gagal," katanya.
Menurut dia, semua produksi anak bangsa yang bisa masuk skala industri perlu mendapat dukungan, bukan sekadar diapresiasi.
Hasil karya anak bangsa yang telah masuk dalam skala industri, kata dia, harus masuk pasar dan bersaing bebas. "Hal ini perlu dukungan politik yang besar dari pemerintah," kata Anis.