Kamis 05 Jan 2012 21:01 WIB

Polri Tegaskan Korban Tewas di Bima Hanya Dua Orang

Rep: Bilal Ramadhan/ Red: Chairul Akhmad
Sejumlah pasukan Brimob Polda NTB bersiap melakukan pembubaran massa yang melakukan pemblokiran Pelabuhan Sape, Kecamatan Sape, Bima, Kabupaten Bima, NTB, Sabtu (24/12).
Foto: Antara/Rinby
Sejumlah pasukan Brimob Polda NTB bersiap melakukan pembubaran massa yang melakukan pemblokiran Pelabuhan Sape, Kecamatan Sape, Bima, Kabupaten Bima, NTB, Sabtu (24/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Komisi Nasional Hak Asasi Manusia merilis jumlah korban tewas dalam kerusuhan di Pelabuhan Sape, Bima, Nusa Tenggara Barat sebanyak tiga orang. Namun, Mabes Polri tetap bersikukuh korban tewas dalam kerusuhan itu berjumlah dua orang.

"Adanya kesimpangsiuran masalah jumlah korban tewas di Bima, dari data kita (Polri) tetap dua orang," kata Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Saud Usman Nasution dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (5/1).

Saud menjelaskan dua orang korban tewas tersebut didapat dari hasil kerjasama dengan bidan desa, dokter Puskesmas dan pihak kedokteran dan kesehatan Polri. Ia menduga adanya penambahan satu orang korban tewas dari Komnas HAM, termasuk dengan kematian Syarifudin pada hari yang sama saat kerusuhan terjadi, yaitu pada 24 Desember 2011.

Padahal, Syarifudin meninggal dunia disebabkan sakit perut sejak 24 Desember 2011 pukul 07.00 WIB dan kemudian meninggal dunia sekitar pukul 15.00 WIB. Hal ini berdasarkan keterangan dari kakak kandung Syarifudin, Hasanudin, yang mendampingi Syarifudin selama sakit.

"Dia sakit. Dan pada hari itu dia juga tidak ke mana-mana dan tidak ikut berunjuk rasa. Syarifudin juga tidak dibawa ke rumah sakit. Jadi, dia bukan korban akibat kerusuhan di Bima," tegas mantan Komandan Densus 88 ini.

Terkait adanya kesimpangsiuran data korban tewas dan rekaman yang dimiliki Komnas HAM soal kerusuhan di Pelabuhan Sape, rencananya akan diadakan pertemuan pada Jumat (6/1) ini. Dalam pertemuan itu akan dibahas tentang kerusuhan yang diduga merupakan pelanggaran HAM, di mana pelakunya adalah aparat kepolisian.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement