REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Indonesianis asal Australia Prof. Greg Barton mengatakan Indonesia bisa menjadi duta Islam di masa mendatang dan menjadi teladan karena negeri ini bisa mencapai demokrasi dengan damai tanpa intervensi militer.
Demikian kesimpulan yang disampaikan penjabat Direktur Pusat Islam dan Dunia Modern dari Monash University, Australia, Prof Greg Barton dalam diskusi antar umat beragama yang diselenggarakan KBRI Phnom Penh seperti siaran pers yang diterima Antara di Jakarta, Senin (9/1).
Menurut Prof Greg Barton, meskipun Islam pada masa lalu memberikan sumbangan cukup besar untuk ilmu pengetahuan seperti ilmu perbintangan, ilmu kedokteran dan ilmu-ilmu lainnya, namun saat ini banyak faktor yang menyebabkan citra buruk Islam di dunia modern terutama di Barat.
"Masih terdapat prasangka buruk terhadap Islam di Barat khususnya terkait dengan terorisme," katanya.
Prof Greg sangat dekat dengan tokoh-tokoh islam di Indonesia, salah satunya Presiden RI ke-4 Abdrurrahman Wahid yang akrab disapa dengan Gus Dur. Pada 2002 Prof. Greg menulis buku biography Gus Dur berjudul 'Abdurrahman Wahid, Muslim Democrat, Indonesian Democrat. Indonesian President: a view from the inside'.
Ia juga mengatakan sumbangan Islam pada demokrasi Indonesia jauh lebih signifikan daripada yang terduga sebelumnya. Indonesia pada 2011, katanya, merupakan teladan yang menonjol buat negara-negara pada pusatnya Dunia Islam yang mengalami tuntutan Arab Spring.
"Walaupun jauh dari sempurna Indonesia sebenarnya mencapai demokrasi dengan damai, tanpa intervensi militer dan dalam waktu yang jauh lebih singkat daripada yang diperkirakan sebelumnya," kata Prof. Greg Barton.