Selasa 10 Jan 2012 18:29 WIB

Soal 'Ikan Salmon', Golkar Ajak Politisi Tingkatkan Akhlak Politik

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Djibril Muhammad
Idrus Marham
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Idrus Marham

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sekjen Golkar, Idrus Marham, menyatakan, sebagai politisi, DPR harus menjunjung tinggi etika agar tercipta politik santun. Politik seperti itu adalah bentuk bahwa DPR berakhlak mulia. "Jadi mari kita jaga dan tingkatkan akhlak dalam berpolitik," paparnya di Jakarta, Selasa (10/1).

Pihaknya sudah meminta agar kader-kader Golkar tidak lagi menanggapi masalah hinaan Ikan Salmon, karena hal itu dinilainya tidak menguntungkan semua pihak.

Pakar Psikologi Politik UI, Hamdi Muluk, menyatakan semua hal yang berkaitan dengan permasalahan internal bisa diselesaikan dengan bermusyawarah, karena hal ini adalah tradisi Bangsa yang tertuang dalam Pancasila sila keempat. Masih ada kesempatan untuk berubah jika memang DPR ingin menjadi lebih baik. "Belum terlambat bagi mereka untuk menjadi lebih baik," paparnya.

Sebelumnya, Partai Demokrat menyebut Partai Golkar dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai kelompok yang selalu menyerang pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono. Wakil Ketua Fraksi Partai Demokrat, Sutan Bhatoegana bahkan menyebut keduanya sebagai ikan salmon di dalam tubuh koalisi pendukung pemerintah, yakni intelektual kagetan asal ngomong.

Menanggapi komentar itu, Ketua DPP PKS, Nasir Djamil balas menyerang dengan menyebut Partai Demokrat ikan piranha. "Partai Demokrat itu piranha. Pikiran, hati, dan bicara suka beda," katanya melalui pesan singkat, Jumat (6/1).

Ia mengacu pada kasus Bank Century. Menurut dia, kasus ini memang harus konsisten untuk disuarakan. Sayangnya, ujar dia, Partai Demokrat terkadang memiliki pemikiran yang berbeda dengan tindakan sehingga kerap mengalami gejala stroke politik.

Akibatnya, lanjut Wakil Ketua Komisi III DPR RI tersebut, sering membolak-balikan fakta yang ada. "Kita konsisten kok dibilang menyerang. Justru Partai Demokrat seharusnya juga ikut membereskan dan menuntaskan kasus Century agar tidak ada dusta di antara partai koalisi," tandasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement