REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Direktur Bina Upaya Kesehatan Dasar, Kementerian Kesehatan, Bambang Sarjono mengatakan angka prevalensi penderita katarak masih diperdebatkan. Menurutnya, ada riset yang menyebut 1.5 persen, adapula yang mengatakan 0.5 persen.
"Yang pasti, hasil riskesdas mencatat 0.9 persen atau 3.5 juta penderita katarak, kata dia, di Jakarta, Selasa (10/1). Dari jumlah tersebut, sebagian besar dialami petani dan nelayan.
"Negara kita berposisi di katulistiwa, tentu ada berkah dan negatifnya. Nah, nelayan dan petani merupakan individu yang paling beresiko terkena papar matahari secara langsung," kata dia.
Namun, hal itu bisa ditanggulangi dengan mengenakan kacamata atau topi. "Nenek moyang kita, sudah tahu dengan hal itu. Makanya, mereka menggunakan penutup kepala," pungkas dia.