REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) masih terkendala beberapa hal. Salah satu kendala adalah pengadaan converter kit. Menteri Perindustrian, MS Hidayat, mengatakan PT Dirgantara Indonesia (PT DI) diperkirakan baru bisa memproduksi 300 unit converter. Padahal, kebutuhan converter jauh melebihi angka tersebut.
Pihaknya juga masih akan mengukur spesifikasi coverter kit. Kalau kebutuhan kira-kira 250 ribu bisa dipenuhi industri dalam negeri, kata dia, maka akan membantu memenuhi kebutuhan dalam negeri. Karena itu, pemerintah tidak akan menghalangi industri nasional, seperti PT DI yang berencana untuk memproduksi alat tersebut. “Kalau industri nasional seperti PT DI menyanggupi, ya silakan,” katanya, Selasa (10/1).
Ia menegaskan, belum ada keputusan untuk mengimpor converter. Kalaupun terpaksa melakukan impor, lanjut Hidayat, maka jumlahnya hanyadalam kisaran 5-10 persen. "Kita juga bisa (jadikan) itu benchmark, 90 persen nanti dibikin nasional bagus juga," tutur dia.
Menurutnya, jika industri nasional menyanggupi, bisa saja alat itu diproduksi dalam negeri. “Kalau misalnya nanti industri nasional bilang bahwa saya sanggup ikut kontrak. Nanti saya akan kasih pertimbangan dan dilaporkan ke Menko perekonomian,” katanya. Dalam bulan ini, industri lokal akan memberikan kepastiannya.