REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM - Pada Selasa (10/1) lalu, siaran Radio 1 Belanda yang diselenggarakan oleh Evangelische Omroep EO mengangkat topik kunjungan kenegaraan Ratu Belanda ke luar negeri. Dengan mengambil tajuk "Dit is de Dag" (Hari Ini), siaran tersebut membahas kunjungan kenegaraan Ratu Beatrix ke beberapa negara Teluk Persia.
Fred Lammers, jurnalis yang dikenal sebagai royalty watcher, hadir dalam acara tersebut. Menurut Lammers, Beatrix dibandingkan dengan nenek dan ibu sang ratu itu jauh lebih sering melakukan kunjungan kenegaraan.
Ratu Wilhelmina hanya sempat melakukan 11 kunjungan. Ratu Juliana sedikit lebih banyak dengan 20 kali kunjungan. Sementara, Ratu Beatrix sudah melakukan 50 kunjungan.
Dalam siaran tersebut, Lammers mengangkat beberapa anekdot saat Ratu Beatrix melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia pada Agustus 1995. Sebelum berangkat ke Indonesia, Ratu Beatrix menerima sekian banyak tulisan yang memuat berbagai saran apa saja yang harus ia lakukan.
Saran yang ia terima sedemikian banyak. Sehingga, Ratu Beatrix sempat mengeluh.
''Mungkin ia harus membuka jendela Istana Noordeinde lebar-lebar agar semua kertas tersebut terbang keluar,'' kata Lammers. ''Ratu Beatrix memang menganggap kunjungan tersebut cukup menegangkan.''
Dalam rangka mempersiapkan diri sebaik mungkin, Ratu Beatrix mengambil kursus singkat berlatih mengucapkan beberapa patah kata Bahasa Indonesia. Untuk masalah tersebut, sang ratu tidak berlatih setengah-tengah. Ia menggunakan alat perekam suara untuk melatih cara pengucapan kata bahasa Indonesia yang benar.
Usai kunjungan, Ratu Beatrix secara terbuka menyatakan kegembiraannya bahwa kesempatan tersebut sudah berlalu.