REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI dari Fraksi Golkar, Priyo Budi Santoso berkomentar ringan ketika ditanya masalah renovasi bangunan DPR, termasuk toilet.
"Toilet itu hajat hidup, jangan dipermasalahkan lah itu," ujarnya kepada Republika, Kamis (12/1).
Menurutnya, kalau untuk kebutuhan manusiawi seharusnya masyarakat dapat memahami, yang penting adalah masuk akal dengan kebutuhan. Yang perlu dikritisi, kata dia, pembangunan yang tidak masuk akal dengan kebutuhan atau yang terlihat berlebihan.
“Ya, salah satu contohnya seperti renovasi ruang Banggar yang mencapai Rp 20 miliar itu,” ujarnya.
Berbeda dengan Priyo, Wakil Ketua DPR RI, dari Fraksi PKS Anis Matta menganggap renovasi toilet yang menelan biaya Rp 2 miliar dianggap berlebihan. “Toilet Rp 2 miliar pasti terlihat mahal,” ujarnya.
Sedangkan untuk renovasi ruang banggar, Anis sependapat dengan Priyo menganggap proyek itu terlalu berlebihan. Anis meminta segera dilakukan audit yang mendalam oleh BPK terhadap anggaran proyek tersebut.
"Silahkan proyek ruang Banggar itu diaudit. Biar terlihat apakah memang terindikasi korupsi atau tidak," kata Anis.
Beberapa anggota dewan memang sempat terkejut dengan renovasi ruang Banggar yang mencapai Rp 20 miliar. Itu dikarenakan urusan anggaran ada di Banggar setelah pembahasan dari Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) dan Setjen. "Jadi wajar kalau banyak anggota dewan yang tidak tahu menahu,” ungkap Priyo.