REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) meminta polisi agar menangkap terlebih dahulu pelaku penembakan Aceh sebelum menyatakan kondisi keamanan Aceh kondusif.
Koordinator Kontras, Haris Azhar, menjelaskan situasi Aceh belum dapat dikatakan kondusif sejauh pelaku penembakan masih berkeliaran. "Pertanyaannya, kejahatan kemarin sudah diungkap atau belum?" tanya Haris, Jumat (12/1).
Sebenarnya, kata Haris, jadwal Pilkada Aceh apakah harus mundur atau tidak bukan urusan polisi. Namun urusan Kementerian Dalam Negeri dan pengelola pemilu lokal. Haris khawatir jika pernyataan Polri sengaja dicetuskan untuk melupakan penembakan Aceh beberapa waktu lalu.
Lebih jauh, Haris menduga adanya keengganan Polri untuk membongkar siapa dalang penembakan tersebut. Pasalnya, hingga saat ini belum ada tersangka otak pelaku penembakan dan bom. Sikap Polri ini akan membangun ketidakpercayaan masyarakat kepada Polri. Atas kinerjanya yang rendah, Haris pun menuding kalau RUU Keamanan Nasional sebenarnya ditargetkan untuk mengevaluasi Polri. Sehingga kinerjanya dapat lebih terkontrol.
Maraknya kasus penembakan tidak membuat Mabes Polri meminta pemilukada di Aceh diundurkan. Polri menilai situasi Aceh jelang pemilukada pada 16 Februari 2012 mendatang sangat kondusif. "Suasana aman dan kondusif, tidak perlulah diundur," kata Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Saud Usman Nasution, dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (13/1).