REPUBLIKA.CO.ID, Tawanan senior dari Jihad Islami, Hidlr Adnan (33 tahun) menegaskan bahwa faktor keseriusannya mogok makan hingga 27 hari karena menolak kebijakan badan intelijen Israel dan dinas tahanan Israel yang sewenang-wenang. Ia akhirnya dialihkan ke tahanan administratif.
Dalam suratnya yang dibawa oleh pengacaranya kepada Pusat Informasi Palestina, Adnan menilai, kebijakan Israel mengubah statusnya menjadi tawanan administratif sebagai bentuk kezaliman. Aksi mogok makan yang digelarnya adalah untuk menjaga harga diri tawanan dalam memperoleh hak-hak dasar.
Ia juga menegaskan bahwa pembiaran Palang Merah Internasional atas penderitaannya dan tidak ada kunjungan hingga ia mogok makan menginjak hari ke-27 adalah bentuk keteledoran sebagian lembaga HAM.
Karenanya, Adnan menyerukan media massa Palestina dan Arab mengungkap besar-besaran penderitaan yang dialami tawanan Palestina dan keluarga mereka. Ini terutama terjadi pada tawanan yang sakit, tawanan lama, dan tawanan tervonis lama.
Ia berharap kepada Allah agar bisa memberikan kekuatan menggelar aksi mogok makan ini sebagai bentuk protes atas kezaliman yang dialaminya.Adnan ditangkap Israel pada 17 Desember tahun lalu.