REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Indonesia berencana melakukan transfer teknologi dengan pembelian tiga kapal selam dari Korea Selatan. Sekretaris Jenderal Kemenhan Marsekal, Madya Eris Heriyanto mengatakan,Indonesia bisa mengirimkan orang untuk belajar dan ikut dalam pembangunan kapal selam pertama.
Ia juga berharap pihak TNI AL sudah bekerjasama dengan ahli-ahli dari Korea Selatan mengerjakan kelanjutan dari kapal pertama. Sebagai proses alih teknologi, penggarapan kapal selam ke tiga, imbuh Eris, akan dilakukan di Indonesia dan sebagai pekerjanya disupervisi pihak Korea Selatan.
"Yang pasti Indonesia sudah menandatangani kontrak pembelian tiga kapal selam kepada Korea Selatan senilai Rp 1,080 miliar US dolar," kata Eris. Sekarang permasalahannya, imbuhnya, harus menyiapkan sumber daya manusia (SDM), tidak hanya dari PT PAL.
Selain itu pihaknya meminta kepada akademisi seperti pesawat tempur, maupun dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, yang menguasai perkapalan dan kapal selam, serta dari Kementerian Ristek dan Badan Pengkajian dan Pengembangan Teknologi (BPPT).
Menurut dia kebutuhan SDM sangat diperlukan karena satu kapal selam setiap empat hingga lima tahun harus dirawat secara periodik dengan membongkar semuanya. Itu pula yang dilakukan terhadap KRI Mandala dan Cakra.
"Kita akan ada audit teknologi seberapa besar kemampuan teknologi kita, baru di dalamnya sarana dan prasarana, kemudian baru ditentukan anggaran," kata Eris.