REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Mindo Rosalina Manullang mengungkapkan 'Ketua Besar' dan 'Bos Besar' seperti yang terekam dalam percakapan melalui 'blackberry messenger' dengan Wasekjen PD yang juga Anggota Komisi X, Angelina Sondakh, adalah Anas Urbaningrum dan Mirwan Amir.
Ketua DPP Partai Demokrat Gede Pasek Suardika menolak 'istilah' yang disampaikan mantan anak buah Muhammad Nazaruddin itu. Menurutnya, tidak ada kebiasaan di kader Partai Demokrat memanggil Anas Urbaningrum dengan sebutan tersebut.
"Kebiasaan menyebut 'Ketua Besar' nggak pernah ada di internal PD. Kami menyebut Anas dengan ketum atau Anas saja, tidak ada menyebut 'Ketua Besar'. Ini bentuk rekayasa dari Nazaruddin hanya untuk mengkapitalisasi media agar menarik. Kenapa gak disebut ketum saja, semua menyebut seperti itu," kilahnya di Jakarta, Senin (16/1).
Selain itu, menurut dia, Angelina Sondakh tidak pernah mengakui ada komunikasi melalui BBM itu. Komunikasi itu harus dibuktikan dahulu apakah benar ada atau tidak. Dia juga menjelaskan tidak sulit untuk merekayasa percakapan melalui BBM.
"Bisa saja Rosa membeli BB dan memasukkan foto Angie, abis itu dibuat seolah Angie mengirimkan BBM kepada Rosa," tegasnya.
Dia menegaskan bahwa langkah Nazaruddin sangat sistematis dan merupakan langkah untuk menghancurkan PD. Pihak-pihak yang ingin menghancurkan PD bekerja sama dengan Nazaruddin.
"Jadi dilakukan lah skenario menghancurkan orang-orang Demokrat. Pertama Anas dan sekarang Andi Malarangeng, besok entah siapa lagi, saya tidak tahu. Semua mau dibuat hancur citranya," katanya.