REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ancaman penutupan Selat Hormuz merupakan strategi defensif yang dilakukan Iran dalam menghadapi sejumlah tekanan dari negara Barat.
"Salah satu tekanan datang dari Amerika Serikat (AS) sebagai upaya memperlemah rencana program nuklir Iran. AS meyakini Iran mengembangkan program nuklir untuk senjata pemusnah massal, sedangkan Iran berkelit bahwa program nuklir dikembangkan untuk tujuan damai," kata pakar kajian Timur Tengah dan politik luar negeri Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Siti Mut'iah Setiawati, Senin (16/1).
Menurut dia, ancaman Iran untuk menutup Selat Hormuz merupakan salah satu bentuk provokasi, karena selalu merasa dipojokkan terkait pengembangan program nuklirnya. Ancaman untuk menutup seluruh akses laut di Selat Hormuz tersebut, kata dia, akan dilaksanakan jika sanksi internasional untuk mengembargo ekspor minyak Iran benar-benar dijatuhkan.