Rabu 18 Jan 2012 23:00 WIB

Utusan AS Ingin Berkunjung, Pakistan Menolak

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD - Hubungan Pakistan dan Amerika Serikat kian tak bersahabat. Pakistan menolak permintaan utusan khusus Amerika Serikat Marc Grossman mengunjungi negara itu, kata pejabat tinggi pada Rabu, menyoroti peningkatan ketegangan di antara sekutu bermasalah tersebut. Ia tidak merinci alasan penolakan itu.

"Duta Besar Grossman minta mengunjungi Pakistan, tapi kami sampaikan kepadanya bahwa itu tidak mungkin pada saat ini," kata pejabat tinggi pemerintah, yang menolak disebutkan namanya, kepada kantor berita Inggris, Reuters.

Ikatan Islamabad dengan Washington berada di titik terendah pada tahun ini akibat serangan udara lintas perbatasan udara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), yang menewaskan 24 tentara Pakistan pada 26 November.

Peningkatan ketegangan itu mengancam kemunduran usaha perdamaian di Afghanistan, tetangganya, tempat Amerika Serikat secara bertahap menarik pasukannya setelah satu dasawarsa perang.

Kerjasama Pakistan dianggap penting, karena sejarah panjang hubungannya dengan kelompok pejuang, untuk membujuk Taliban bergabung dalam perundingan.

Grossman, Wakil Khusus Amerika Serikat untuk Afganistan dan Pakistan, mengunjungi Afganistan dan Qatar pada pekan ini, kata Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton pada pekan lalu.

Pakistan pada awal Desember menyatakan meninjau kerjasama dengan Amerika Serikat dan NATO. Tinjauan itu kini di parlemen tanpa tenggat pemberian saran kepada pemerintah.

Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Mark Toner pada Selasa menyatakan Pakistan seharusnya memutuskan peninjauan itu sebelum kunjungan Grossman mendatang.

Hubungan Washington dengan Islamabad rusak parah pada Januari 2011 akibat pembunuhan dua warga Pakistan oleh kontraktor badan sandi Amerika Serikat CIA.

Amerika Serikat kian membuat marah dan mempermalukan tentara kuat Pakistan pada Mei dengan serangan sepihak pasukan khusus, yang menewaskan pemimpin Alqaida Osama bin Laden.

Pakistan menyatakan serangan itu, yang tidak diberitahukan, adalah pelanggaran terhadap kedaulatannya.

Hubungan kepemimpinan warga dengan tentara Pakistan juga pada titik terburuk sejak kup 1999 menyusul laporan tentang memo bermasalah, yang diduga dari Presiden Asif Ali Zardari, yang minta bantuan pemerintah Amerika Serikat dalam menangani jenderal kuat Pakistan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement