REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Badan Energi Atom Internasional (IAEA) membantah tudingan Iran tentang bocornya nama-nama ilmuwan Nuklir Iran. Sebelumnya, Iran menyatakan, IAEA telah membocorkan data ilmuwan nuklir mereka kepada negara-negara Barat. Akibatnya, lima ahli nuklir yang dimiliki negeri berjuluk Para Mullah itu meninggal akibat dibunuh.
"Itu tak benar. Kami tidak pernah dipublikasikan namanya.Aku tidak kenal dia,” kata Kepala Badan Pengawas Nuklir PBB, Yukiya Amano kepada Financial Times Deutschland. Rencananya, IAEA akan mengunjungi Iran pada 29-31 Januari mendatang untuk memverifikasi apakah program nuklir Teheran memiliki dimensi militer. "Kami hanya ingin memverifikasi nuklir yang dianggap memiliki dimensi militer. Saya hanya ingin Iran untuk bekerja sama," kata Amno.
Sebelumnya, Presiden Mahmoud Ahmadinejad memerintahkan pihak keamanan untuk memperketat pengamanan terhadap semua ilmuwan nuklir Iran menyusul pembunuhan terhadap Mostafa Ahmadi Roshan (32 tahun), pakar kimia dan seorang wakil direktur di fasilitas pengayaan uranium di Natanz, Iran.
Iran juga telah mengatakan bersedia untuk memulai pembicaraan dengan dunia internasional akan program nuklirnya yang terhenti tahun lalu, tapi belum secara resmi menanggapi surat tawaran Uni Eropa untuk kembali ke meja perundingan.