Kamis 19 Jan 2012 15:33 WIB

Menlu Marty: Embargo Minyak pada Iran akan Pengaruhi Ekonomi Dunia

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR - Pengenaan sanksi kepada minyak Iran akan membuat banyak masalah dan akan mempengaruhi ekonomi dunia. Menteri Luar Negeri Indonesia Marty M. Natalegawa menyampaikan itu di Kuala Lumpur, Rabu.

Dia membuat pernyataan dalam satu wawancara dengan IRNA di sela-sela Konferensi Internasional tentang Gerakan Global Moderat di Kuala Lumpur.]

MartY mengutuk pembunuhan seorang ilmuwan nuklir Iran dan menyatakan belasungkawa kepada bangsa dan pemerintah Iran. Menambahkan, ia juga berkata, "Masalah Iran bisa diselesaikan melalui perundingan."

"Iran dan Indonesia memiliki potensi yang baik untuk kerja sama bilateral dan sementara itu, selain dalam rangka Gerakan Non Blok (GNB) dan Organisasi Kerja sama Islam (OKI)," katanya menggarisbawahi.

Menteri Urusan Islam, Malaysia Datuk Seri Jamil KhirBaharom, juga dalam pertemuannya dengan delegasi Iran yang hadir dalam Konferensi Internasional itu menyebut Teheran sebagai "poros dunia Islam."

Delegasi Iran untuk Konferensi Internasional tentang Gerakan Global moderat dipimpin oleh Ayatullah Mahdi Hadavi-Tehrani.

Ayatullah Hadavi-Tehrani. Dalam bagiannya, ia menekankan pentingnya persatuan antara negara-negara Muslim dan menyerukan perluasan hubungan antara Tehran dan Jakarta.

Presiden AS Barack Obama menandatangani undang-undang baru pada 31 Desember 2011, yang berusaha untuk memberlakukan sanksi ekonomi baru terhadap Bank Sentral Iran dan sektor minyak.

Undang-undang itu mengharuskan perusahaan keuangan asing untuk membuat pilihan antara melakukan bisnis dengan Bank Sentral Iran dan sektor minyaknya atau dengan sektor keuangan AS.

Uni Eropa (UE) juga diperkirakan akan mengadakan pertemuan menteri pada 23 Januari untuk membicarakan embargo yang diusulkan mengenai ekspor minyak Iran itu.

Para anggota Uni Eropa sejauh ini gagal untuk mencapai kesepakatan akhir mengenai rincian seperti waktu yang tepat atas sanksi. Diplomat mereka mengatakan mungkin diperlukan waktu berbulan-bulan sebelum benar-benar sanksi itu diberlakukan mengingat kondisi ekonomi penting dihadapi oleh negara-negara Eropa.

Pada awal bulan ini, Menteri Perminyakan Iran Rostam Qassemi memperingatkan bahwa pemberian sanksi pada industri minyak Iran akan mengguncang pasar dunia, dan menambahkan bahwa kebijakan sanksi adalah langkah yang irasional.

Menyatakan bahwa Iran tidak ada masalah dalam menjual minyaknya, pejabat itu mencatat "bukan hanya kita yang memiliki banyak pelanggan, tapi kami juga telah menjual minyak kita di muka."

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement